China mendesak adanya pemenuhan tanggung jawabnya dalam pelucutan senjata nuklir dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Hal ini menyusul laporan dari Pentagon.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian mengatakan bahwa tugas tersebut seharusnya menjadi tugas utama dari AS.
Baca Juga: China Turunkan Harga Eceran Bensin dan Solar
“Sebagai negara adidaya nuklir dengan persenjataan nuklir terbesar di dunia, tugas paling mendesak bagi mereka adalah secara sungguh-sungguh memenuhi tanggung jawab khusus dan prioritasnya dalam pelucutan senjata nuklir,” kata Lin Jian, dilansir Rabu (24/12).
Washington menurutnya harus mengurangi secara signifikan arsenal nuklirnya guna menciptakan kondisi bagi negara-negara pemilik senjata nuklir lainnya untuk ikut serta dalam proses pelucutan senjata.
Ia menegaskan bahwa pihaknya juga tetap berpegang pada kebijakan tidak menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu (no-first-use) serta menjalankan strategi nuklir yang bersifat defensif.
“China tidak terlibat dalam perlombaan senjata nuklir dengan negara mana pun,” kata Lin.
Sebelumnya, China dilaporkan telah memasang ratusan rudal balistik antarbenua (ICBM). Laporan Bulletin of the Atomic Scientists juga menyebut negara itu saat ini tengah memperluas dan memodernisasi persenjataan nuklirnya dengan kecepatan lebih tinggi dibandingkan negara pemilik senjata nuklir lainnya.
Baca Juga: China Ketar-ketir Lihat Elite Politikus Jepang Temui Presiden Taiwan
Beijing juga disebut tidak menunjukkan minat untuk mengejar langkah-langkah pengendalian senjata atau diskusi pelucutan senjata yang lebih komprehensif. Ketegangan terkait isu nuklir ini menambah daftar perbedaan pandangan antara Washington dan Beijing.
