Kerusakan Ekologi Jadi Sorotan Utama dalam Perayaan Natal Gereja-Gereja Asal Sumut

mediaindonesia.com
18 jam lalu
Cover Berita

MASYARAKAT Kristen Asal Sumatra Utara (Sumut) menggelar Perayaan Natal Bersama Gereja-Gereja Asal Sumatra Utara Jabodetabek 2025 di Gedung Mulia Raja, Kebon Nanas, Jakarta Timur, Senin (22/12). 

Kegiatan itu menjadi momentum penting tidak hanya sebagai perayaan iman, tetapi juga sebagai ruang konsolidasi sosial, kemanusiaan, dan kepedulian ekologis masyarakat Kristen asal Sumatra Utara yang kini bermukim di Jakarta dan sekitarnya.

Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi Lingkungan Hidup, Hasyim Djojohadikusumo, yang turut hadir dalam kesempatan itu menyampaikan komitmen kuat pemerintah terhadap perlindungan lingkungan hidup, khususnya ekologi Sumatra Utara.

"Ekologi Indonesia, terutama ekologis Sumatra Utara, sangat-sangat kami perhatikan dan sangat kami dukung," ujar Hasyim. 

Adik kandung Presiden Prabowo Subianto itu juga secara tegas membantah berbagai tudingan dan ujaran kebencian yang belakangan beredar di media sosial yang ditujukan kepada Presiden Prabowo Subianto, soal kepemilikan lahan sawit di Sumatra Utara, Aceh, dan Sumatra Barat.

"Kebencian dan fitnah itu tidak benar. Prabowo tidak punya lahan sawit satu hektare pun di bumi Indonesia. Ini bohong dan fitnah," ucap Hasyim.

Menurutnya, narasi tersebut sengaja disebarkan oleh pihak-pihak yang merasa terganggu dengan penegakan hukum lingkungan. Ia menyebut adanya indikasi keterlibatan pemilik jutaan hektare kebun sawit ilegal yang ditanam di kawasan hutan lindung dan taman nasional.

Katanya, ada sekitar 3,7 juta hektare sawit ilegal yang ditanam di kawasan yang seharusnya tidak boleh ditanami sawit. "Lebih dari 200 perusahaan, yang pemiliknya kami duga sebagai orang-orang yang jahat, sangat dirugikan jika pemerintah menegakkan hukum. Kami menduga mereka inilah yang menyebar fitnah, bahkan membayar influencer dan bot di media sosial," tudingnya.

Hasyim juga menyinggung aspirasi masyarakat Sumatera Utara terkait persoalan lingkungan, termasuk isu pabrik pulp di kawasan Danau Toba. Ia menyatakan akan menyampaikan langsung aspirasi tersebut kepada Presiden.

"Saya dengar pabrik itu sudah ditutup sementara. Mudah-mudahan ditutup selama-lamanya. Aspirasi masyarakat Sumatra Utara akan saya sampaikan, dan saya yakin Presiden akan menanggapi dengan baik," katanya.

Lebih lanjut, Hasyim menyampaikan rasa terima kasih dan penghormatan atas undangan yang diberikan kepadanya. 

Ia juga menyampaikan ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru 2026 kepada seluruh masyarakat Sumatra Utara, khususnya jemaat gereja HKBP yang hadir. "Ini kehormatan besar bagi saya dan tidak akan saya lupakan. Tuhan memberkati," ucapnya.

Di kesempatan yang sama, Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) periode 2024–2028, Pendeta Victor Tinambunan, mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya Natal bersama ini. 

Menurutnya, perayaan ini menjadi yang pertama kali digelar untuk menyatukan gereja-gereja asal Sumatra Utara yang berada di tiga provinsi.

"Kami sangat bersyukur. Makna Natal bersama ini adalah untuk merekatkan gereja-gereja, merajut kebersamaan dan kekompakan," ujar Pendeta Victor.

Ia menjelaskan, Natal bersama ini juga memiliki dimensi kemanusiaan yang kuat. Di tengah duka akibat bencana yang masih melanda sejumlah wilayah di Sumatra Utara, panitia dan jemaat sepakat menjadikan perayaan Natal sebagai sarana penggalangan bantuan.

"Panitia sudah melakukan penggalangan dana. Sampai malam ini sudah terkumpul Rp500 juta, ditambah persembahan Natal malam ini yang seluruhnya akan disumbangkan untuk meringankan beban saudara-saudara kita yang menderita di Sumatra Utara," katanya.

Pendeta Victor juga menyoroti kondisi lingkungan Sumatra Utara yang dinilainya telah mengalami kerusakan parah. Ia menegaskan berbagai bencana yang terjadi merupakan bencana ekologis akibat eksploitasi alam yang berlebihan.

"Alam Sumatra Utara sudah rusak berat. Ini bencana ekologis. Karena itu ke depan harus ada kerja sama semua pihak. Gereja-gereja siap membantu pemerintah untuk memulihkan alam," ujar dia.

Ia menyebut, gereja akan mendorong kesadaran jemaat melalui seruan tobat ekologis, yakni perubahan sikap dan perilaku terhadap lingkungan. 

"Kami tidak mau lagi bertoleransi terhadap perusakan lingkungan. Alam adalah harta termahal dan sumber kehidupan kita," katanya.

Ketua Panitia Natal Bersama, Dumoly Freddy Pardede, menjelaskan bahwa kegiatan ini digagas oleh para tokoh dan senior masyarakat Sumatra Utara di Jakarta dengan tujuan menyatukan ide, perasaan, dan peran masyarakat Kristen Sumatra Utara dalam pembangunan bangsa.

"Kami ingin masyarakat Kristen Sumatra Utara berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa dan negara. Banyak dari masyarakat kita adalah kaum profesional yang seharusnya punya peran signifikan," ujarnya.

Menurut Dumoly, pesan utama yang ingin dibawa dalam perayaan ini adalah dorongan agar masyarakat Sumatra Utara turut mengambil peran dalam isu-isu strategis seperti ekologi Danau Toba, hak asasi manusia, serta dampak sosial akibat kerusakan lingkungan. (E-1)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kongo Menang Tipis atas Benin di Laga Pembuka Grup D Piala Afrika 2025
• 18 jam lalupantau.com
thumb
Bojan Hodak Pastikan Pemain Persib Fit Lawan PSM
• 13 jam lalucelebesmedia.id
thumb
ART: Jaksa Agung ST Burhanuddin Fastabiqul Khairat dalam Penegakan Hukum
• 4 jam lalujpnn.com
thumb
Kelas Angkat Besi Rizki Juniansyah dan Rahmat Erwin Dipecah untuk Olimpiade 2028 
• 2 jam lalutvrinews.com
thumb
Ramalan Cinta Shio 25 Desember 2025: Tikus, Kerbau, Macan, Kelinci, Naga hingga Babi
• 19 jam lalutvonenews.com
Berhasil disimpan.