Investor asing kembali mencatatkan aksi beli bersih (net buy) di Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelang akhir tahun. Pada perdagangan Selasa (23/12), asing membukukan net buy Rp 245,59 miliar, meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,71% ke level 8.584,78.
Pelemahan IHSG terjadi di tengah aktivitas perdagangan yang masih ramai. Nilai transaksi saham tercatat mencapai Rp 24,99 triliun, dengan volume perdagangan sebanyak 40,25 miliar saham.
Data BEI menunjukkan investor asing mulai bersikap lebih selektif, dengan fokus pada saham berbasis komoditas, industri, dan logam, sembari melepas saham berkapitalisasi besar. Dari sisi pergerakan harga, saham PT Indonet Tbk (INET) memimpin daftar top gainer setelah melonjak 24,82% ke level Rp 855.
Penguatan juga dicatat saham PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (ATAP) dan PT Pradiksi Gunatama Tbk (PADA) yang masing-masing naik 25%, serta PT Mitra Energi Persada Tbk (MEDS) yang menguat 23,19%. Sebaliknya, saham PT Sinergi Multi Lestari Tbk (SMLE) menjadi top loser setelah turun 15% ke level Rp 170.
Tekanan jual juga dialami saham PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA), PT Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP), dan PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PAMG) yang masing-masing terkoreksi lebih dari 13%.
Dari sisi aktivitas, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjadi yang paling ramai diperdagangkan dengan volume mencapai 8,43 miliar saham dan nilai transaksi Rp 3,27 triliun. Saham PT Bukit Sentul Tbk (BKSL) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga masuk jajaran saham teraktif hari ini.
Secara kumulatif sepanjang tahun berjalan, investor asing masih mencatatkan net sell Rp 20,81 triliun di pasar saham domestik. Meski demikian, aksi beli bersih menjelang akhir tahun ini mengindikasikan mulai adanya akumulasi selektif pada saham-saham dengan fundamental dan prospek sektor yang dinilai lebih solid.
Merujuk data Bursa Efek Indonesia, saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menjadi incaran utama investor asing dengan nilai net buy Rp 101,49 miliar. Aksi beli tersebut sejalan dengan lonjakan harga saham INCO yang menguat 12,39% ke level Rp 4.990, sekaligus masuk jajaran saham top gainer hari ini.
Selain INCO, investor asing juga agresif mengoleksi saham PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) senilai Rp 95,99 miliar dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebesar Rp 74,39 miliar. Minat terhadap ANTM mencerminkan optimisme asing pada prospek emiten emas dan nikel di tengah tren harga komoditas global yang masih tinggi.
Aksi beli asing turut menyasar saham PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan nilai Rp 40,37 miliar, PT Darma Henwa Tbk (DEWA) sebesar Rp 34,88 miliar, serta PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) senilai Rp 29,74 miliar.
Selain itu, saham PT Timah Tbk (TINS), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), serta PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) juga masuk daftar saham yang diborong asing, dengan nilai pembelian masing-masing di kisaran Rp 21–29 miliar.
Di sisi lain, investor asing melakukan aksi jual terbesar pada saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan nilai net sell Rp 654,41 miliar. Tekanan jual juga terjadi pada saham perbankan jumbo PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang dilepas asing sebesar Rp 314,45 miliar.
Aksi jual asing berlanjut pada saham PT Indonet Tbk (INET) senilai Rp 63,20 miliar, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) sebesar Rp 57,88 miliar, serta PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) sebesar Rp 50,13 miliar.
Selain itu, asing juga mencatatkan net sell pada saham PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dengan nilai penjualan di kisaran Rp 27–40 miliar.




