Lumpur tebal masih menyelimuti rumah dinas anggota Kompi Senapan A Batalion Infanteri 111 Karung Bakti hingga Senin (22/12). Sejak banjir bandang menerjang pada 27 November 2025, para prajurit belum sempat membersihkan rumah mereka sendiri karena memprioritaskan pemulihan fasilitas publik bagi warga Aceh Tamiang.
Salah satu anggota Kompi Senapan A, Kopda Irpan N, menegaskan dedikasi tersebut dilandasi empati terhadap warga yang terdampak lebih parah. “Motivasi kami adalah untuk masyarakat Aceh Tamiang agar daerah ini cepat pulih. Rumah kami memang terendam, tapi masih banyak warga yang kehilangan rumahnya sama sekali, bahkan tanahnya pun sudah tidak ada lagi. Kita harus sabar menghadapi ini,” ujar Irpan saat berada di mushola Kompi di Kualasimpang, dikutip Rabu (24/12).
Hingga kini, puluhan personel TNI masih dikerahkan membersihkan rumah sakit daerah, memperbaiki instalasi listrik yang rusak, serta membersihkan kantor-kantor pemerintah yang sempat lumpuh akibat timbunan lumpur. Di tengah tugas berat tersebut, para prajurit tetap bekerja tanpa terpengaruh komentar miring di media sosial.
“Jangan sampai kita merasa tersakiti atau merasa terbebani. Ini adalah bencana alam yang menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menanganinya,” ungkap Irpan.
Upaya kemanusiaan itu telah dimulai sejak hari pertama banjir. Irpan mengenang aksi penyelamatan seorang pria paruh baya yang terjebak di atap rumah, dilakukan delapan personel selama lima jam dengan risiko tinggi. "Kami berpegangan pada kabel, tapi tidak terikat. Kami hanya saling berpegangan tangan antar kawan, berpindah dari satu seng ke seng lainnya sampai mencapai ruko tempat korban berada,” imbuhnya.
Aceh Tamiang menjadi salah satu wilayah terdampak terparah dari banjir yang melanda 18 kabupaten/kota di Aceh. Data Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh per Selasa (23/12) mencatat 22.377 unit rumah di Aceh Tamiang mengalami kerusakan akibat bencana tersebut.



