Liputan6.com, Jakarta - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah, menyampaikan refleksi Natal yang menekankan nilai kepedulian sosial, welas asih, dan kerja sama lintas umat beragama.
Dalam pernyataannya, Said menceritakan kisah kelahiran Nabi Isa yang sarat makna spiritual dan kemanusiaan.
Advertisement
“Tepat 25 Desember 4 tahun sebelum Masehi, atau 4 Dzulhijjah 645 Hijriyah dalam kalender Islam, bayi Isa, atau Yesus, anak Allah dalam kepercayaan nasrani dilahirkan oleh Siti Maryam, atau Bunda Maria. Isa yang kelak menjadi nabi dilahirkan oleh Siti Maryam di sebuah kandang domba, di Kota Bethlehem,” jelasnya.
Ia mengingatkan bahwa Isa dilahirkan dalam kesederhanaan, jauh dari kemewahan dan privilese duniawi. Menurut Said, pilihan Allah SWT terhadap Siti Maryam sebagai ibu Nabi Isa menegaskan pesan besar tentang kesederhanaan dan kesucian.
“Namun Allah SWT memilih Siti Maryam, seorang perawan suci, yang sederhana sebagai ibu kandungnya," jelasnya.
“Sebagai seorang pencerah, dan mesiah, Nabi Isa tidak mendapatkan keistimewaan (previllages). Ia tidak dilahirkan dari seorang bangsawan yang bertahtah di istana," tambahnya.
Mukjizat Isa dan Pesan Ketauhidan
Said juga menyinggung beratnya ujian yang dihadapi Siti Maryam setelah kelahiran Isa, termasuk tuduhan keji dari Bani Israil.
“Derita Siti Maryam tidak berhenti dikandang domba, Bani Israil menuduh bayi Isa dilahirkan dari perzinaan," jelasnya.
Dalam situasi itulah, lanjut Said, Allah SWT menunjukkan kebesaran-Nya melalui mukjizat Nabi Isa. “Oleh Allah SWT, bayi kecil nan mungil yang masih orok itu bisa berbicara, ‘inni abdullah’, sesungguhnya aku adalah hamba Allah.”
Ucapan tersebut, menurut Said, menjadi tanda kenabian sekaligus pengingat tentang kebesaran Tuhan.
“Ucapan Isa itu sekaligus manifestasi proklamasi teologis, tentang tanda tanda kenabiannya yang diberikan Allah SWT," jelasnya.
Perjalanan Nabi Isa dalam menyampaikan qalam Ilahiah pun, kata Said, tidak pernah lepas dari penderitaan dan penolakan.
“Nabi Isa mendapatkan tentangan dari kaumnya sendiri, Bani Israil. Namun tentangan itu dibalas dengan kasih sayang, seraya Allah SWT menunjukkan tanda tanda kebesaranNya, melalui mukjizat yang diberikan kepada Nabi Isa.”
“Doa Nabi Isa yang memohon kepada Allah SWT agar orang yang buta ditemuinya bisa melihat kembali, bahkan orang yang telah meninggal hidup kembali, yang semua atas izin Allah SWT, wujud betapa belas kasihnya Nabi Isa.”




