Kamu Cukup Berusaha, Sisanya Serahkan pada Waktu

erabaru.net
3 jam lalu
Cover Berita

EtIndonesia. Suatu kali, materi kelas kebugaran adalah tinju. Setelah berlatih setengah sesi, aku duduk di pinggir lapangan untuk beristirahat sambil minum air.

Aku bertanya kepada pelatih : “Pelatih, menurutmu, apa aku bisa jadi pelatih suatu hari nanti?”

Sebenarnya aku tidak benar-benar ingin menjadi pelatih. Aku hanya mencari bahan obrolan agar bisa beristirahat sedikit lebih lama—maklum, pelatih ini terkenal sebagai pelatih bertangan besi di gym.

“Kamu tidak bisa,” jawabnya singkat, tanpa menoleh sedikit pun, sambil tetap minum air.

“Kenapa?” Aku terkejut. Meski perut dan pinggangku belum rata, ambisiku boleh dong tinggi sedikit!

“Aku sendiri dulu tidak pernah berpikir akan menjadi pelatih,” katanya sambil duduk di sampingku, lalu mulai bercerita.  “Aku mulai belajar tinju pertama kali saat usia 11 tahun. Aku memang suka, jadi berlatih bertahun-tahun. Setelah itu pelatih bilang aku sudah bisa ikut pertandingan, ya aku ikut. Aku menang beberapa kejuaraan, tubuhku juga makin kuat, lalu perlahan mulai mengenal fitness dan latihan sendiri.”

“Latihan satu-dua tahun, tubuhku makin matang dan perkembangannya cepat. Aku ikut beberapa kompetisi binaraga. Lalu pelatih memintaku membantu sebagai asisten. Setelah beberapa waktu, aku disuruh mengambil sertifikat pelatih kebugaran. Dari usia 11 sampai benar-benar menjadi pelatih, hampir 10 tahun. Sekarang sudah hampir 30 tahun aku menekuni jalan ini.”

“Aku memulainya dari tempat latihan kecil di kampung halaman, sedikit demi sedikit, sampai akhirnya bekerja di gym di Beijing. Begitu saja jalannya.”

Pelatih ini memang keras tapi tidak pandai berkata-kata. Namun aku paham maksudnya: Jika kamu benar-benar mencintai sesuatu, kamu akan fokus berusaha, bukan sibuk memikirkan hasilnya sejak awal.

Jika tujuan awalnya hanya ingin menjadi pelatih, besar kemungkinan aku tidak akan menjadi pelatih yang baik—paling banter hanya orang yang berlatih satu-dua tahun, punya tubuh lumayan, lalu merasa berhak menggurui orang lain.

Saat itu aku langsung teringat, sebelumnya cukup sering ada orang yang bertanya kepadaku di internet. Mereka ingin menulis untuk cari penghasilan tambahan, lalu bertanya bagaimana cara menulis agar mudah dimuat, atau bagaimana jalur menerbitkan tulisan dan buku. Jujur saja, aku tidak bisa menjawab.

Karena aku sendiri hanya menulis dan terus menulis, tanpa pernah memikirkan hasil akhirnya. Penulis biasa juga sebenarnya tidak menghasilkan banyak uang. Tulisan dimuat, seribu kata dibayar seratus sudah termasuk tinggi. Banyak juga yang dimuat ulang tanpa izin dan tanpa bayaran. Tanpa cinta yang sungguh-sungguh, mustahil bertahan.

Menyadari hal itu, aku paham maksud pelatih—dan juga paham bahwa aku sendiri masih punya sisi ingin cepat berhasil, tergoda oleh hasil yang terlihat gemerlap.

Di Douban ada artikel fitness yang cukup terkenal berjudul “Membentuk Tubuh 300 Hari: Bagaimana Waktu Menggores Kulitku”. Hanya dari judulnya saja sudah terasa dalam.

Aku masih ingat hari pertama tes fisik dengan pelatih. Semua data hampir di titik terendah. Sekilas terlihat pinggang besar, kaki tebal, bokong tidak berbentuk. Memang bisa ditutupi dengan pakaian mahal, tapi dalam hati tetap ada rasa minder.

Sekarang sudah hampir dua setengah bulan berlalu. Tubuhku memang belum langsung bergaya Eropa-Amerika, tapi pinggang sudah lebih ramping, kaki dan lengan jauh lebih kuat, bokong juga jelas lebih terangkat. Bahkan keringat deras tiga sampai empat kali seminggu membuat kondisi kulitku membaik sampai tak perlu lagi scrub atau sabun khusus.

Aku tahu persis bagaimana semua itu tercapai.
Dari pagi-pagi yang tidur jam dua tapi tetap harus bangun jam tujuh.
Dari mata setengah terpejam membeli minuman energi di halte bus.
Dari squat tanpa beban sampai akhirnya mengangkat 30 kilogram.
Dari tantangan gerakan dan beban yang dulu terasa mustahil.

Sudah bertahun-tahun aku tidak berkeringat deras, tidak membeli pakaian olahraga, tidak memakai sepatu olahraga, bahkan hampir lupa bau keringat itu seperti apa. Kemarin, setelah kelas tinju, saat pelatih membuka perban di tanganku, dia berkata : “Bahkan perbannya sudah basah semua.”

Dalam hal membentuk tubuh, waktu adalah jawaban terbaik.

Aku punya seorang teman di Douban. Saat pengikutnya masih hanya beberapa orang, dia menulis surat padaku, mengatakan ingin menulis dengan serius. Aku mengikutinya. Dua tahun terakhir, hampir setiap dua atau tiga hari ia menulis satu artikel, dengan sangat sungguh-sungguh.

Beberapa kali aku bahkan berkomentar:  “Kamu tidak kerja? Menulis sesering ini, padahal sudah menikah, punya anak, dan masih bekerja.”

Dia menjawab: “Kalau terpikir, ya ditulis saja. Tidak merasa capek.”

Sekarang, pengikutnya sudah puluhan ribu, tapi dia tetap menulis dengan ritme yang sama.

Aku juga punya teman Douban lain, Fugen’er—pemilik pengikut terbanyak di Douban. Baru beberapa hari lalu aku membuka halamannya. Aku tidak melihat tulisan yang terlalu puitis, tapi aku melihat albumnya: 1.600 album tema.

1.600 itu apa artinya? Aku bahkan tidak punya 1.600 foto, apalagi 1.600 album. Berapa banyak waktu, energi, dan kecintaan yang dibutuhkan untuk membangun angka seperti itu? Gelar nomor satu itu ditempa jam demi jam, hari demi hari—yang bisa kita lakukan hanya bertepuk tangan kagum.

Aku pernah melihat kalimat ini di New Oriental: “Jika sejak awal kamu memilih pekerjaan yang bisa mewujudkan diri sendiri, dan mencurahkan seluruh jiwa pada pekerjaan yang kamu cintai, selama sistem perusahaan sehat dan mekanisme berjalan baik, maka kenaikan gaji dan promosi hanyalah produk sampingan yang akan datang dengan sendirinya.”

Orang-orang seperti itu selalu membuatku hormat. Mereka punya daya tahan luar biasa—menundukkan kepala untuk bekerja keras, dan menyerahkan sisanya kepada waktu.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Pemkot Magelang Sosialisasikan Perhitungan UMK 2026, Ini Simulasi Kenaikannya
• 6 jam lalubisnis.com
thumb
Daftar UMK 2026 di DIY: Kenaikan Terbaru untuk Kota Yogyakarta
• 8 jam lalunarasi.tv
thumb
Antisipasi Lonjakan EV selama Nataru, Dirut PLN Cek Langsung Kesiagaan SPKLU
• 6 jam lalumedcom.id
thumb
BSI (BRIS) Salurkan Pembiayaan untuk Dapur SPPG MBG Rp181 Miliar
• 16 jam laluidxchannel.com
thumb
Santai Dikritik, Menag: Lebih Banyak Orang Jatuh karena Dipuji
• 10 jam lalukompas.com
Berhasil disimpan.