Cegah Abrasi di Tanjung Lame, Penanaman Mangrove Jadi Solusi

mediaindonesia.com
2 jam lalu
Cover Berita

PELESTARIAN ekosistem pesisir di ujung barat Pulau Jawa kembali diperkuat melalui aksi penanaman mangrove di kawasan Tanjung Lame, Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Kabupaten Pandeglang. Kegiatan yang dilaksanakan pada Minggu (21/12) ini merupakan inisiatif kolaboratif  dari Aksara Bhumi Nusaraya untuk menjaga benteng alami terakhir di kawasan pesisir dari ancaman abrasi dan dampak perubahan iklim.

Aksi penanaman mangrove ini tidak hanya bertujuan untuk penghijauan, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam menjaga keseimbangan biodiversitas di salah satu kawasan konservasi paling penting di Indonesia. Kawasan Tanjung Lame memiliki peran strategis sebagai penyangga ekosistem Taman Nasional Ujung Kulon yang telah diakui sebagai situs warisan dunia.

Founder Aksara Bhumi Nusaraya, Muhammad Yuspiani, dalam sambutannya menegaskan bahwa pemulihan ekosistem mangrove merupakan tanggung jawab bersama lintas generasi. “Penanaman mangrove di Tanjung Lame ini merupakan langkah konkret Aksara Bhumi Nusaraya dalam mendukung restorasi lingkungan berbasis komunitas. Kami percaya setiap bibit yang ditanam hari ini adalah investasi bagi masa depan pesisir Banten yang lebih tangguh menghadapi bencana dan krisis iklim,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Rabu (24/12).

Sejalan dengan hal tersebut, menurut dia, komunitas lokal yang terlibat langsung di lapangan juga menekankan pentingnya keberlanjutan pasca-penanaman. Ketua Lingkar Muda Ujung Kulon, Dedi, menyampaikan komitmen pihaknya untuk memastikan bibit mangrove dapat tumbuh dan terawat dengan baik. “Bagi kami, pemuda di sekitar Ujung Kulon, mangrove adalah pelindung rumah dan sumber kehidupan. Lingkar Muda Ujung Kulon akan terus mengawal pertumbuhan bibit ini serta mengajak masyarakat untuk menjaga pesisir. Kami ingin Tanjung Lame kembali asri dan menjadi habitat biota laut yang menopang ekonomi nelayan lokal,” ungkapnya.

Menurut Dedi, kegiatan penanaman mangrove ini dilaksanakan di kawasan pesisir Tanjung Lame, Kabupaten Pandeglang, yang memiliki peran strategis sebagai penyangga ekosistem Taman Nasional Ujung Kulon. Secara ekologis, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat perlindungan pesisir dari abrasi dan banjir, meningkatkan cadangan karbon biru (blue carbon), serta menjaga keberlangsungan habitat flora dan fauna pesisir. 

"Program ini dijalankan melalui sinergi antara organisasi lingkungan dan pemuda lokal, sebagai upaya membangun kolaborasi berkelanjutan agar dampak konservasi dapat dirasakan dalam jangka panjang oleh lingkungan dan masyarakat sekitar," paparnya.

Melalui sinergi antara Yayasan Aksara Bhumi Nusaraya dan Lingkar Muda Ujung Kulon, diharapkan gerakan ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk terlibat dalam upaya pelestarian kawasan Ujung Kulon.

Dedi mengatakan, kegiatan ini merupakan kolaborasi aktif dari Yayasan Aksara Bhumi Nusaraya adalah organisasi yang berfokus pada isu lingkungan, keberlanjutan, dan pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan literasi ekologi serta aksi nyata di berbagai wilayah Indonesia, sedagkan Lingkar Muda Ujung Kulon sednrii adalah wadah pemuda di kawasan Ujung Kulon yang berdedikasi pada kegiatan konservasi alam, edukasi lingkungan, serta perlindungan warisan alam di Kabupaten Pandeglang. (Cah)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Program Biodiesel B50 Bakal Berlaku di Semester II 2026
• 8 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
AHY Pesankan Tim Liputan TVRI Utamakan Keselamatan dan Jaga Kualitas Informasi Selama Nataru
• 7 jam lalutvrinews.com
thumb
Gelapkan Warisan, Tidur di Atas Uang Sejuta Yuan : Aksi Wanita Shanghai Bikin Heboh
• 11 jam laluerabaru.net
thumb
Dishub DKI Siapkan Ribuan Armada dan Personel untuk Dukung Angkutan Natal dan Tahun Baru di Jakarta
• 20 jam lalupantau.com
thumb
KPK Dalami Aset Ridwan Kamil di Luar LHKPN, Ada Tempat Usaha di Bandung
• 1 jam lalukompas.com
Berhasil disimpan.