Purbaya Ngaku Belum Terima Usulan Insentif Mobil Listrik di 2026

cnbcindonesia.com
2 jam lalu
Cover Berita
Foto: Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa saat konferensi pers APBN KITA di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (18/12/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengaku belum mendapatkan proposal mengenai insentif mobil listrik untuk tahun 2026.

Pada 2025, seperti diketahui, ada sejumlah insentif yang diberikan khusus mobil listrik yakni untuk produksi lokal dan insentif untuk mobil listrik impor dengan komitmen produksi lokal mulai 2026. Namun, insentif tersebut berakhir pada 31 Desember 2025 dan sampai saat ini belum ada kabar mengenai kelanjutan insentif pada tahun depan.

"Saya belum terima. Nanti kita lihat. Tapi saya belum dapat proposal akhir, paling gak sampai sekarang," ucap Purbaya di Kejaksaan Agung pada Rabu (24/12/2025).


Baca: Purbaya & Tito Kirim Surat Edaran ke Kepala Daerah, Ini Isinya!

Adapun, Purbaya menyoroti soal penjualan mobil di Indonesia yang mulai membaik dalam beberapa bulan terakhir dibandingkan awal tahun 2025. Ia mengatakan jebloknya penjualan mobil pada 10 bulan pertama 2025 disebabkan oleh lesunya perekonomian yang membuat daya beli masyarakat juga seret.

Meskipun demikian, dirinya yakin tahun depan industri roda empat akan bangkit seiring dengan perbaikan ekonomi, yang ia yakini pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6%.

"Jadi kalau kita dorong pertumbuhan ke arah 6%, harusnya penjualan mobil akan tumbuh. Bukan negatif lagi, udah positif tahun depan," tuturnya.

"Saya yakin ke depan akan bagus. Jadi bukan karena insentif, tapi karena daya beli membaik, karena ekonominya berjalan lebih bagus, karena kita harus lebih bagus," sambungnya.

Baca: China Negara Nomor 1 Dunia, Makin Kaya Gara-gara Baterai

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita sebelumnya memberi sinyal, insentif kendaraan listrik impor untuk completely built up (CBU) tidak berlanjut tahun depan. Pasalnya, akibat kebijakan itu industri otomotif dalam negeri ikut mengalami penurunan permintaan, termasuk pada industri komponennya.

"Kalau isu CBU mengganggu industri komponen, sehingga industri turun dan berdampak ke otomotif dalam negeri, karena keluarnya izin masuk CBU ada kaitan dengan skema investasi, itu ada hitungan berapa mobil per investasi," kata Agus dalam konferensi pers, Kamis (11/9/2025).

Adanya insentif ini ditujukan agar pabrikan atau brand dari luar bisa masuk ke Indonesia. Hasilnya pabrikan seperti BYD hingga VinFast mau membangun pabriknya di Indonesia.


(ras/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pabrik Vinfast Jadi Penggerak Ekonomi Subang

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Dugaan Jaringan Pelaku Illegal Access Terkuak, Insanul Fahmi Serahkan Bukti ke Bareskrim
• 6 jam lalugrid.id
thumb
Sopir Bus Nataru Disisir Ketat, Kapolres Jakut Pastikan Tak Ada Narkoba di Terminal Tanjung Priok
• 16 jam lalutvonenews.com
thumb
Harga Emas UBS dan Galeri24 Kompak Naik Dua Hari Beruntun
• 12 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
BNN Sintang Ungkap 15 Jalur Tikus Narkoba, Perkuat Desa Bersinar dan P4GN
• 4 jam lalukumparan.com
thumb
Kodam Jaya Ajak Warga Tak Nyalakan Kembang Api: Rayakan Tahun Baru Sewajarnya
• 2 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.