Gaya Hidup Vegan Bisa Atasi Krisis Iklim, Konsumsi Daging di RI Masih Rendah

katadata.co.id
3 jam lalu
Cover Berita

Sejumlah riset menyebut  pola makan nabati termasuk vegan sebagai salah satu cara paling efektif untuk mengurangi dampak lingkungan. Namun, di Indonesia, tantangannya sedikit berbeda sebab konsumsi daging di masyarakat justru masih tergolong rendah dibanding rata-rata dunia.

Dilansir dari VegOut, peneliti Universitas Oxford melakukan analisis terbesar mengenai dampak lingkungan pertanian. Dari 40.000 peternakan di 119 negara, mereka menyimpulkan menghindari daging dan susu adalah cara terbesar untuk mengurangi jejak karbon. Produksi pangan hewani, terutama daging sapi, memerlukan sumber daya yang sangat  besar. Temuan lain dari Our World in Data menunjukkan, jika seluruh populasi global beralih ke pola makan nabati, penggunaan lahan pertanian dapat turun hingga 75 persen.

Lahan yang kembali liar ini berpotensi menyerap karbon sekaligus memulihkan keanekaragaman hayati. Sementara itu, sektor peternakan khususnya sapi juga menjadi sumber utama metana, gas rumah kaca yang lebih kuat dibanding karbon dioksida dalam jangka pendek.

Studi yang dimuat di Proceedings of the National Academy of Sciences memperkuat kesimpulan tersebut. Adopsi luas diet nabati secara global berpotensi mengurangi emisi terkait makanan hingga 70 persen.

Riset lain oleh Universitas Granada dan Dewan Riset Nasional Spanyol menemukan, pola makan vegan mampu menurunkan emisi karbon sebesar 46 persen, penggunaan air 7 persen, serta penggunaan lahan 33 persen.

“Kami membandingkan diet dengan jumlah kalori yang sama dan menemukan bahwa beralih dari Mediterania ke diet vegan menghasilkan 46% lebih sedikit CO? sambil menggunakan 33% lebih sedikit tanah dan 7% lebih sedikit air, dan juga menurunkan polutan lain yang terkait dengan pemanasan global,” kata peneliti Dr. Noelia Rodriguez-Martín.

Indonesia: Konsumsi Daging Masih Rendah

Berbeda dengan tren negara maju, Indonesia masih mencatat konsumsi daging yang relatif rendah. Data Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan menunjukkan konsumsi daging sapi pada 2021 sebesar 2,44 kilogram per kapita per tahun. Angka itu naik menjadi 2,62 kilogram pada 2022, namun turun kembali ke 2,44 kilogram pada 2023.

Jika dibandingkan rata-rata global, jaraknya cukup lebar. Konsumsi dunia diperkirakan mencapai 6,4 kilogram per kapita untuk daging sapi, 14 kilogram untuk daging ayam, 12,2 kilogram untuk daging babi, dan 1,7 kilogram untuk daging kambing per tahun.

FAO juga mencatat, pada 2017 porsi protein hewani dalam konsumsi masyarakat Indonesia baru sekitar 8 persen jauh di bawah Malaysia (30 persen), Thailand (24 persen), dan Filipina (21 persen).

Pemerintah Indonesia sendiri tengah menguatkan konsumsi protein khususnya yang berasal dari daging dan susu dalam program prioritas Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk atasi gizi buruk dan stunting.

“Program ini bertujuan untuk memastikan kebutuhan harian masyarakat terutama di kalangan anak-anak, remaja, ibu hamil dan menyusui tercukupi dengan standar Angka Kecukupan Gizi (AKG).  Untuk itu, daging ayam, telur dan susu dapat menjadi menu utama sumber protein  untuk kegiatan MBG ini,” tulis Kementerian Pertanian dalam pernyataan resminya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Ramai Sorotan Polisi Isi Jabatan Sipil, Mantan Kapolres Jeneponto: Polri Tidak Perlu Direformasi, tapi Dibubarkan
• 10 jam lalufajar.co.id
thumb
KPK Geledah Rumah Bupati Bekasi Ade Kuswara, Sita Mobil Land Cruiser
• 20 jam laludetik.com
thumb
Wanita di Pakistan Mencekik Putrinya yang Berusia 16 Tahun Hingga Tewas Setelah Bertengkar Soal Merokok
• 5 jam laluerabaru.net
thumb
6 Nail Art Christmas Dinner
• 14 jam lalubeautynesia.id
thumb
Penyebab Gigi Susah Masuk pada Mobil Transmisi Manual
• 23 jam laluviva.co.id
Berhasil disimpan.