FAJAR, SURABAYA — Nama Lucas Dias Serafim kembali mencuat di bursa paruh musim BRI Super League 2025/2026. Eks winger PSM Makassar itu kini berstatus bebas klub, dan situasi tersebut membuka peluang baru—termasuk kemungkinan reuni dengan Bernardo Tavares di Persebaya Surabaya.
Lucas Dias resmi mengakhiri kontraknya bersama PSM Makassar di tengah kompetisi. Keputusan itu diambil secara baik-baik setelah pemain dan klub sepakat mengakhiri kerja sama lebih cepat.
Sebelum meninggalkan Makassar, Lucas tampak berpamitan dengan jajaran pelatih, rekan setim, dan ofisial klub di Stadion Kalegowa, Kamis (11/12) sore. Ia menyampaikan salam perpisahan sesaat sebelum Pasukan Ramang menggelar sesi latihan.
PSM Makassar melepas Lucas dengan penuh empati. Pemain asal Brasil tersebut meminta izin pulang lebih cepat karena alasan keluarga, untuk mendampingi ayah mertuanya yang sedang sakit. Manajemen klub menyampaikan simpati serta doa terbaik bagi kesembuhan keluarga Lucas.
Meski masa baktinya singkat, kontribusi Lucas Dias tetap tercatat. Bersama Juku Eja, ia tampil dalam 10 pertandingan, mencetak dua gol dan dua assist. Salah satu golnya yang paling dikenang adalah saat membobol gawang Persita—gol yang menunjukkan kualitas teknik dan ketenangan khas pemain Brasil.
Lucas Dias tidak datang ke Makassar sekadar numpang lewat. Gelandang serang berusia 28 tahun itu datang dengan visi besar: sejarah dan gelar.
“Saya tahu PSM adalah klub tertua di Indonesia. Saya ingin menjadi bagian dari sejarah itu,” ujar Lucas kala pertama kali diperkenalkan.
Rekam jejaknya memang tak main-main. Sebelum ke Indonesia, Lucas bermain di kasta tertinggi Liga Thailand bersama Uthai Thani FC. Ia mencatat 32 penampilan, tiga gol, dan tujuh assist. Sepanjang karier profesionalnya, Lucas mengoleksi 30 gol dan 28 assist dari 202 pertandingan—statistik yang mencerminkan konsistensi.
Namun, ada satu faktor penting yang membuat Lucas mantap memilih PSM kala itu: Bernardo Tavares.
“Bernardo telah membangun sesuatu yang kuat. Klub ini punya fondasi yang jelas. Dan suporternya luar biasa,” ucap Lucas kala itu.
Pernyataan tersebut kini kembali relevan. Bernardo Tavares telah resmi menjadi pelatih kepala Persebaya Surabaya untuk Super League 2025/2026. Dan sejak itu, nama-nama yang pernah bekerja di bawah arahannya mulai dikaitkan dengan Green Force.
Lucas Dias adalah salah satunya.
Selama di PSM, Lucas dikenal sebagai pemain yang disiplin dalam taktik, aktif dalam transisi menyerang, dan mau bekerja tanpa bola—karakter yang identik dengan filosofi Bernardo Tavares. Meski bukan selalu starter, perannya kerap penting dalam menjaga dinamika permainan tim.
Kini, dengan status tanpa klub dan kedekatan emosional-profesional dengan Bernardo Tavares, peluang Lucas Dias menyusul sang pelatih ke Surabaya terbuka lebar.
Apalagi Persebaya Surabaya tengah bersiap melakukan penataan ulang skuad di era baru. Kebutuhan akan winger berpengalaman, yang sudah memahami sistem Bernardo, menjadi pertimbangan logis.
Faktor non-teknis pun mendukung. Lucas sudah mengenal atmosfer sepak bola Indonesia, tekanan suporter besar, serta tuntutan kompetisi yang padat. Adaptasi bukan lagi persoalan.
Meski belum ada konfirmasi resmi dari pihak klub maupun pemain, arah rumor semakin jelas. Reuni Lucas Dias dan Bernardo Tavares bukan sekadar nostalgia, melainkan potensi kepingan penting dalam proyek jangka panjang Persebaya Surabaya.
Kini tinggal menunggu waktu: apakah kisah Lucas Dias di Indonesia akan berlanjut di Kota Pahlawan, bersama pelatih yang pernah membuatnya percaya pada sebuah proyek besar.
