Jakarta, tvOnenews.com - Jorge Martin menilai kunci peningkatan performanya bersama Aprilia Racing di MotoGP hanya soal waktu. The Martinator percaya dirinya bisa tampil lebih kompetitif begitu proses adaptasi dengan motor RS-GP benar-benar tuntas.
Perjalanan Martin pada musim debutnya bersama Aprilia memang jauh dari kata mulus.
- Instagram/Jorge Martin
Serangkaian kecelakaan di awal tahun berujung pada cedera serius yang memaksanya menepi cukup lama.
Total, ia harus melewatkan 14 seri sepanjang musim 2025, situasi yang jelas menghambat ritme dan peluangnya mempertahankan gelar juara dunia.
Meski begitu, tanda-tanda positif mulai terlihat setiap kali Martin kembali ke lintasan.
Ia perlahan menunjukkan perkembangan, termasuk saat mampu finis di posisi keempat pada balapan utama MotoGP Hungaria.
Penampilan tersebut menjadi bukti bahwa potensinya bersama RS-GP mulai muncul, bahkan di sirkuit baru seperti Balaton Park.
Martin mengakui bahwa adaptasi dengan karakter motor Aprilia belum sepenuhnya selesai.
Menurutnya, gaya membalap yang ia gunakan saat ini masih dipengaruhi kebiasaannya ketika menunggangi Ducati.
- Instagram/Aprilia
“Saya belum punya cukup waktu untuk benar-benar menyesuaikan diri. Cara saya mengendarai motor masih sangat seperti saat di Ducati, padahal Aprilia membutuhkan pendekatan yang berbeda. Ini hanya masalah waktu,” ujar Martin dilansir dari laman Speedweek.
Selama empat musim membela Ducati, Martin terbiasa dengan karakter Desmosedici yang berbeda dari RS-GP.
Hal tersebut membuat proses transisi menjadi tidak instan. Ia menilai perlu lebih banyak jam terbang untuk memahami bagaimana Aprilia bekerja secara optimal.
Ia juga menyoroti perbedaan teknis, terutama dalam penggunaan rem belakang. Menurutnya, Aprilia cenderung lebih sensitif, sehingga membutuhkan penyesuaian kebiasaan dan pemahaman mendalam.
“Sulit ketika Anda sudah bertahun-tahun melakukan sesuatu dengan satu cara, lalu harus mengubahnya. Tapi ini soal latihan dan memahami respons motor,” jelasnya.
Selain fokus pada adaptasi pribadi, Martin juga banyak belajar dengan mengamati rekan setimnya, Marco Bezzecchi.



