jpnn.com, SUMATERA BARAT - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengerahkan Mobil Dukungan Psikososial ke berbagai daerah terdampak di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara untuk membantu memulihkan trauma dan mengembalikan rasa aman, terutama bagi anak-anak.
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid juga mengajak seluruh masyarakat untuk saling menguatkan di tengah masa sulit.
BACA JUGA: Banjir Tinggalkan Trauma, Kemkomdigi Beri Dukungan Psikososial Bagi Anak-anak Terdampak Bencana
“Bencana mengajarkan kita untuk saling menjaga dan saling menguatkan. Negara hadir bukan hanya membawa bantuan, tetapi juga empati. Melalui layanan psikososial ini, kami ingin keceriaan anak-anak kembali tumbuh,” ujar Meutya.
Program ini merupakan kelanjutan dari kegiatan sebelumnya di Belawan, Medan, dan menjadi bagian dari strategi pemulihan berkelanjutan Komdigi.
BACA JUGA: BTN Salurkan Rp13,17 Miliar Untuk Para Korban Bencana di Sumatra
Sekretaris Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media, Very Radian Wicaksono, menuturkan pemulihan pascabencana harus menyentuh aspek psikologis masyarakat.
“Membangun kembali tidak cukup secara fisik. Anak-anak membutuhkan ruang aman untuk pulih dari trauma, dan di situlah negara harus hadir,” katanya.
BACA JUGA: Program PNM Peduli Kembali Salurkan Bantuan ke Aceh Tamiang
Pada tahap ini, Mobil Dukungan Psikososial menjangkau titik-titik pengungsian dan komunitas terdampak di Aceh, Kota Padang dan Kabupaten Agam di Sumatra Barat, serta sejumlah wilayah di Sumatra Utara, mulai dari permukiman warga, sekolah, hingga lokasi pengungsian.
Penentuan lokasi dilakukan melalui pemetaan kebutuhan lapangan dan koordinasi dengan pemerintah daerah.
Melalui kegiatan bermain, menggambar, bercerita, dan interaksi kelompok yang aman, layanan psikososial ini membantu anak-anak mengurangi kecemasan, membangun kembali rasa percaya diri, dan menumbuhkan ketangguhan sosial.
Komdigi menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan komunikasi publik yang empatik dan berpihak pada kelompok paling rentan di tengah situasi krisis.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada




