Pantau - Perwakilan Perdagangan Rusia di Indonesia, Alexander Masaltsev, menyatakan bahwa penandatanganan Free Trade Agreement (FTA) antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) membuka peluang besar bagi perluasan hubungan dagang bilateral yang lebih kompetitif dan strategis.
Perjanjian ini memberikan Rusia akses preferensial terhadap 90 persen barang yang diekspor ke pasar Indonesia, dengan penurunan tarif bea masuk rata-rata dari 7,6 persen menjadi hanya 1,5 persen.
Masaltsev menilai bahwa posisi Indonesia sebagai mitra dagang Rusia kini semakin relevan dan menguntungkan.
"Relevansi Indonesia sebagai mitra bisnis potensial meningkat signifikan... Rusia harus memperlakukannya sebagai mitra dagang yang menguntungkan," ungkapnya.
Sektor Prioritas dan Peluang BarterPerjanjian FTA antara Indonesia dan EAEU yang terdiri dari Rusia, Belarus, Kazakhstan, Armenia, dan Kyrgyzstan juga membuka kemungkinan kerja sama berbasis perdagangan barter.
Beberapa sektor strategis yang dinilai potensial untuk pengembangan kerja sama antara Rusia dan Indonesia meliputi energi (minyak, gas, dan peralatan), kesehatan (farmasi dan teknologi medis), industri berat (metalurgi dan pertambangan), pertanian, serta teknologi digital.
Rusia juga menyiapkan dukungan teknis dan informasi melalui Pusat Ekspor Rusia, sebuah platform digital yang memuat lebih dari 400 sumber informasi ekspor, termasuk artikel, video edukatif, serta panduan tentang bea cukai, logistik, dan regulasi produk.
Menuju Babak Baru Hubungan Ekonomi Rusia–IndonesiaPerjanjian ini menandai era baru dalam hubungan perdagangan antara Indonesia dan kawasan EAEU, sekaligus memperkuat posisi Rusia di pasar ASEAN.
Dengan penurunan tarif dan akses preferensial, pelaku usaha Rusia diperkirakan akan semakin aktif menjajaki pasar Indonesia, sementara sektor-sektor prioritas nasional Indonesia juga berpeluang mendapat dukungan teknologi dan investasi dari kawasan Eurasia.



