GenPI.co - Uang sering menjadi sumber konflik dalam pernikahan, bahkan bagi pasangan yang terlihat harmonis.
Perbedaan cara mengelola keuangan bisa memicu kesalahpahaman jika tidak disadari sejak awal.
Dilansir Your Tango, berikut beberapa masalah keuangan yang kerap muncul dalam pernikahan.
1. Memiliki "kepribadian keuangan" yang berbedaMeski tidak ada yang disebut sebagai gen uang, cara seseorang memandang dan merasakan uang terbentuk sejak dini serta melekat kuat, hampir seperti sifat bawaan.
Hal itu bisa terlihat sejak masa kanak-kanak. Ada anak yang cenderung menabung, sementara yang lain mudah menghabiskan uang. Pola ini sering terbawa hingga dewasa.
Pada orang dewasa, kecenderungan ini dikenal sebagai kepribadian keuangan.
Umumnya ada lima tipe kepribadian keuangan, yakni penabung, pembelanja, pengambil risiko, pencari keamanan, dan pencari pengalaman.
Memahami perbedaan ini penting agar pasangan bisa mengenali mengapa cara mereka mengelola uang tidak selalu sama.
2. Cara pandang terhadap uang memengaruhi keputusan hidupKepribadian keuangan membentuk sudut pandang seseorang dalam mengambil keputusan sehari-hari.
Karena uang memengaruhi hampir semua aspek kehidupan, perbedaan sudut pandang ini bisa berdampak besar dalam hubungan.
Pembelanja cenderung senang memberi hadiah, orang hemat fokus mencari penawaran terbaik, pengambil risiko suka mencoba hal baru, pencari keamanan membutuhkan rencana yang jelas, dan pencari pengalaman tidak ingin uang membatasi pilihan hidupnya.
Konselor keuangan Lianne Avila mengatakan pentingnya tanggung jawab bersama dalam mengelola uang.
Tidak seharusnya satu pihak selalu mengawasi yang lain.
Pasangan perlu mendiskusikan prioritas dan menyamakan tujuan finansial agar kepercayaan bisa terjaga.
3. Berlawanan secara finansialBanyak orang merasa tertekan karena menyadari bahwa kepribadian keuangan mereka bertolak belakang dengan pasangan.
Bahkan, sekitar 75 persen pasangan menikah dengan seseorang yang memiliki kecenderungan finansial yang berbeda.
Tidak heran jika uang sering disebut sebagai salah satu penyebab utama perceraian.
Namun, perbedaan ini tidak harus merusak hubungan.
Jika pasangan menyadari dinamika yang berlawanan ini, konflik justru bisa dikelola dengan lebih sehat. (*)
Simak video menarik berikut:





