Mengenal Keluarga Cemara dari Way Kambas

kumparan.com
3 jam lalu
Cover Berita

Nisa, Yongki, Erin, Jermey, nama-nama itu barangkali sudah tidak asing bagi sebagian dari kita. Bagaimana tidak, mereka adalah selebriti-selebriti dari Taman Nasional Way Kambas yang akhir-akhir ini sering berseliweran di media sosial. Mereka bukan orang-orang seperti kita, melainkan gajah Sumatera yang hidup di Taman Nasional Way Kambas. Namun demikian, mereka hidup dalam satu komunitas yang oleh warganet disebut sebagai keluarga cemara.

Taman Nasional Way Kambas yang terletak di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, merupakan pusat konservasi gajah yang pertama di Indonesia. Pusat konservasi Gajah (PKG) ini sebelumnya bernama Pusat Latihan Gajah (PLG) yang didirikan pada tahun 1985.

Kawasan ini menjadi pusat perlindungan satwa liar, tempat pelatihan gajah, penjinakan, perkembangbiakan dan konservasi. Kawasan taman nasional Way Kambas terdiri dari hutan rawa dan savana yang merupakan habitat alami Gajah Sumatera dan berbagai spesies lainnya. Di sini lah rumah Nisa, Yongki, Mama Pleno, Erin, Mama Dita, Jermey, dan gajah-gajah lainnya.

Nisa, nama lengkapnya Siti Anisa, adalah gajah kecil yang dilahirkan oleh Mama Pleno pada bulan februari 2024 di Kawasan konservasi gajah Way Kambas. Tingkahnya yang lucu dan menggemaskan membuat siapa pun yang melihatnya jadi terhibur. Nisa kecil yang bertubuh bulat gemuk, gemar sekali makan buah buahan.

Akhir pekan, saat banyak pengunjung pusat konservasi gajah Way Kambas datang memberi makanan, Nisa berkesempatan 'mukbang'. Tidak jarang pula Nisa bertingkah usil dengan mengejar pengunjung yang membawa tas plastik merah, yang identik dengan tas berisi makanan gajah yang biasa dibawa oleh pengunjung.

Selain Nisa, gajah kecil yang lahir di Kawasan konservasi Way Kambas adalah Jermey. Jermey dilahirkan oleh Mama Dita pada tanggal 15 Agustus 2025. Apabila beruntung, pengunjung pusat konservasi Gajah Way Kambas dapat bertemu dengan gajah jantan kecil yang tidak kalah usil ini.

Keluarga gajah terbaru adalah Heti, gajah betina yang lahir dari Mama Yulia pada tanggal 4 Desember 2025. Karena masih baru lahir, masih membutuhkan banyak Waktu untuk tidur, menyusu, dan beradaptasi, saat ini bayi Yulia belum dapat ditemui oleh pengunjung pusat konservasi gajah.

Meski hidup di Kawasan konservasi, hidup para gajah tak luput dari ancaman para pemburu. Erin adalah salah satu korban kebiadaban para pemburu. Belalainya terkena jerat pemburu sehingga sebagian harus diamputasi. Ketika ditemukan oleh tim ERU (Elephant Response Unit) kondisinya begitu lemah dan kurus. Erin pun mendapat perawatan di Rumah Sakit Gajah Prof. Dr. Ir. H. Rubini Atmawidjaya yang terletak di Kawasan Taman Nasional Way Kambas. Saat ini Erin sudah melanjutkan kehidupan Way Kambas bersama Mama Pleno, Nisa, dan gajah-gajah lainnya.

Di antara gemerisik daun Taman Nasional Way Kambas, kisah Nisa dan kawan-kawan terus tumbuh, sebuah cerita kecil tentang harapan, perlindungan alam, dan masa depan Gajah Sumatera yang layak dijaga bersama. Mari kita jaga hutan kita tetap lestari, agar anak cucu kita nanti bisa bertemu dengan anak cucu Nisa dan kawan-kawan.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Sebanyak 758 CJH Lombok Tengah Lunasi Biaya Haji 2026
• 3 jam lalurepublika.co.id
thumb
Catatan Sejarah 27 Desember: Perpecahan Korea hingga Berdirinya Bank Dunia
• 13 jam laluokezone.com
thumb
Positif Narkoba, Sopir Bus di Blitar Kabur Usai Tes Urine
• 16 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Komisi Yudisial Usul 3 Hakim yang Adili Tom Lembong Dijatuhi Sanksi Nonpalu 6 Bulan
• 18 jam lalukompas.tv
thumb
Ledakan Bom Masjid saat Shalat Jumat Tewaskan Setidaknya 8 Orang di Suriah
• 5 jam laluokezone.com
Berhasil disimpan.