Setiap Rintangan adalah Sebuah Keberhasilan

erabaru.net
2 jam lalu
Cover Berita

EtIndonesia. Di panggung megah Academy Awards (Oscar), dia berbicara dengan tenang dan penuh percaya diri. Humor tajamnya memikat jutaan pasang mata, dan siaran langsung selama tiga jam itu membuat penonton tetap terpaku tanpa kehilangan antusiasme. Dialah Ellen DeGeneres, pembawa acara dan komedian talk show ternama asal Amerika Serikat.

Saat berusia 13 tahun, orangtua Ellen bercerai. Dia memilih tinggal bersama sang ibu. Kegagalan pernikahan dan tekanan hidup yang berat membuat ibunya mengalami depresi berat. Suatu pagi, setelah selesai membersihkan diri, Ellen hendak ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Namun baru sampai di ambang pintu, dia melihat ibunya berdiri di depan meja dapur. Pemandangan itu membuatnya heran—sudah lama ibunya tidak pernah menyiapkan sarapan.

Ellen mendekat dengan perasaan waswas. Betapa terkejutnya dia ketika melihat ibunya sedang bersiap mengiris pergelangan tangan dengan pisau buah. Ellen langsung berlari dan merebut pisau itu dari tangan ibunya. Sejak hari itu, semua pisau di rumah dia sembunyikan.

Karena khawatir, Ellen berkonsultasi dengan dokter. Dokter menyarankan agar pasien depresi sering diajak berbicara dan diberi suasana gembira untuk meredakan kondisi mentalnya. Ellen pun menuruti saran tersebut. Setiap pulang sekolah, dia selalu menceritakan kejadian di sekolah kepada ibunya. Pada awalnya, sang ibu tidak menunjukkan respons apa pun.

Agar menarik perhatian, Ellen mulai bermain dengan bahasa dan gerak tubuh. Dia menyadari bahwa semakin lucu ceritanya, semakin ibunya mau mendengarkan. Sejak saat itu, membuat ibunya tersenyum menjadi hal terpenting dalam hidup Ellen setiap hari.

Ellen gemar membaca buku untuk mencari kisah-kisah menarik yang bisa dia ceritakan. Seiring waktu, kebiasaan yang awalnya tampak sederhana ini bukan hanya membantu memulihkan kondisi ibunya, tetapi juga melatih kemampuan berbicara Ellen. Dia pun jatuh cinta pada bentuk ekspresi ini. Di acara-acara sekolah, Ellen sering mengangkat kejadian sehari-hari menjadi pertunjukan monolog lucu yang mengundang tawa.

Namun perjalanan hidupnya tidak selalu mulus. Setelah masuk tahun pertama kuliah, karena tak mampu membayar biaya pendidikan, Ellen terpaksa drop out. Demi bertahan hidup, dia bekerja serabutan: menjadi pelayan restoran, supervisor wanita, bartender, tukang cat, hingga penjual penyedot debu.

Suatu hari, dalam perjalanan pulang kerja, dia melihat sebuah kafe yang sedang membuka lowongan stand-up comedy. Dengan penuh semangat, Ellen melamar dan berhasil diterima. Sayangnya, tak lama kemudian dia kehilangan pekerjaan itu karena kurang mendapat sambutan dari penonton.

Melihat Ellen terpuruk, sang ibu menenangkannya dengan berkata: “Dalam sebuah buku yang pernah kubaca tertulis: setiap kegagalan adalah sebuah keberhasilan. Karena dari kegagalan itu, kamu belajar bagaimana agar tidak mengulang kesalahan yang sama. Sedikit demi sedikit, kegagalan akan menjadi fondasi menuju kesuksesan.”

Kata-kata itu membangkitkan semangat Ellen. Dia kembali menguatkan hati dan mengejar dunia stand-up comedy yang dia cintai.

Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, pada era 1980-an, Ellen mulai tampil berkeliling Amerika bersama klub komedinya. Suatu hari, dia melihat iklan kompetisi komedi di televisi dan langsung mendaftar. Dalam ajang tersebut, Ellen tampil gemilang dengan humor cerdas dan timing yang tepat, hingga akhirnya meraih gelar “Orang Paling Lucu di Amerika”.

Sejak itu, panggung Ellen berpindah dari klub kecil ke layar televisi. Dia perlahan masuk ke jajaran komedian profesional nasional.

Berbekal wawasan luas dan gaya humor khas, Ellen sering diundang menjadi rekan pembawa acara di berbagai talk show terkenal dan juga bermain dalam sejumlah film. Namun dia kerap hanya mendapat peran pendukung, sesuatu yang sempat membuatnya kembali kecewa.

Pada 1994, Ellen membintangi serial televisi berjudul “Ellen”, yang menggunakan namanya sendiri. Bakat aktingnya mendapat pengakuan luas dan mengantarkannya meraih dua nominasi Emmy Awards.

Tahun 2003, melalui usaha dan kemampuannya sendiri, dia akhirnya memiliki acara talk show yang memakai namanya—The Ellen DeGeneres Show. Program ini langsung meraih rating tinggi sejak penayangan perdananya.

Kerja keras memang tidak pernah mengkhianati hasil. Hingga kini, Ellen telah memenangkan 14 Emmy Awards. Pada Forbes Global 100 Celebrities tahun 2013, dia menempati peringkat ke-10. Dia juga tercatat sebagai satu-satunya pembawa acara dalam sejarah yang pernah memandu Oscar, Grammy Awards, dan Emmy Awards.

Dalam hidup setiap orang, rintangan pasti datang. Ada yang menjadikannya batu sandungan lalu mundur. Namun ada pula yang mengubah setiap kegagalan menjadi tenaga pendorong, hingga akhirnya menaiki tangga kesuksesan.(jhn/yn)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
SAPU Digital Award, Upaya Alumni Unhas Dorong Tata Kelola Informasi Digital BEM Fakultas
• 10 menit laluharianfajar
thumb
Presiden Polandia dan Trump Bahas Kemajuan Perundingan Damai Ukraina
• 50 menit lalumetrotvnews.com
thumb
Beredar Kabar OTT Jaksa dan Pejabat Daerah di Purwakarta, Ini Kata Kejari
• 6 jam lalurctiplus.com
thumb
Catatan Sejarah 27 Desember: Perpecahan Korea hingga Berdirinya Bank Dunia
• 15 jam laluokezone.com
thumb
Gitaris dan Keyboardist The Cure Perry Bamonte Meninggal Dunia
• 2 jam laluviva.co.id
Berhasil disimpan.