Krisis Memori Makin Parah, Produsen PC Terancam Tunda Peluncuran Produk

medcom.id
4 jam lalu
Cover Berita
Jakarta: Industri PC global tengah menghadapi tekanan serius akibat keterbatasan pasokan memori, khususnya DRAM. Sejumlah laporan terbaru menyebutkan kondisi rantai pasok memori kini berada dalam fase kritis, membuat para produsen PC besar kesulitan mendapatkan alokasi yang cukup meski memiliki modal yang memadai.
 
Situasi ini digambarkan sebagai kondisi “keputusasaan” oleh laporan industri, di mana perusahaan seperti Asus, HP, dan Dell dilaporkan mengalami hambatan signifikan dalam mengamankan pasokan DRAM. 
 
Dikutip dari situs WCCF Tech, para produsen tersebut bahkan disebut mulai mendekati langsung pemasok utama seperti Samsung dan SK hynix untuk menegosiasikan perjanjian pasokan jangka panjang (long-term agreements/LTA), meski hasilnya masih jauh dari harapan karena pasokan dinilai gagal mengimbangi lonjakan permintaan.

Tekanan pasokan ini diperparah oleh proyeksi kenaikan harga memori. Media Korea Selatan Chosun Biz melaporkan bahwa harga DDR5 diperkirakan meningkat hingga 45 persen pada tahun depan, setelah sebelumnya sudah mengalami lonjakan signifikan. 
 
Menghadapi kelangkaan DRAM, produsen PC disebut hanya memiliki tiga opsi strategis, yang masing-masing membawa konsekuensi besar.
 
Pilihan pertama adalah menaikkan harga produk konsumen. Namun langkah ini dinilai berisiko karena berpotensi menekan minat beli pasar sekaligus menuntut kenaikan harga dalam skala besar untuk menutup biaya kontrak DRAM yang semakin mahal.
 
Opsi kedua adalah memodifikasi konfigurasi produk. Beberapa produsen dilaporkan tetap mempertahankan RAM 8 GB sebagai konfigurasi dasar pada laptop kelas menengah, meskipun industri perangkat lunak merekomendasikan 16 GB sebagai standar minimum. 
 
Strategi ini bertujuan untuk mendistribusikan penggunaan DRAM ke lebih banyak unit produk sebagai solusi sementara atas kelangkaan pasokan.
 
Sementara opsi ketiga, yang kini mulai diterapkan, adalah menunda peluncuran produk. Pendekatan ini dinilai sebagai jalan terakhir untuk menyesuaikan ketersediaan memori dengan rencana produksi.
 
Sejumlah contoh penundaan produk sudah mulai terlihat. Peluncuran GPU NVIDIA RTX 50 SUPER dilaporkan mundur ke kuartal kedua 2026, sementara GPU berbasis arsitektur RDNA 5 dari AMD kini diperkirakan baru hadir pada paruh kedua 2027.
 
“Kami memperkirakan perubahan strategi respons pasar, seperti penundaan peluncuran produk atau pengurangan lini premium, akan menjadi langkah yang tidak terhindarkan,” ungkap seorang pelaku industri yang dikutip oleh Chosun Biz.
 
Di sisi lain, produsen prosesor seperti Intel dan AMD disebut berupaya menyesuaikan jadwal rilis produk ritel dengan alokasi DRAM yang sudah mereka amankan. Namun kondisi ini memunculkan kekhawatiran bahwa rantai pasok PC global bisa memasuki fase “kelaparan” untuk produk generasi terbaru.
 
Jika situasi tidak membaik, lini produk yang ada saat ini berpotensi bertahan lebih lama di pasar ritel dibandingkan jadwal awal. Untuk saat ini, laporan menyebutkan tidak banyak langkah yang bisa diambil industri untuk segera mengatasi krisis pasokan memori tersebut.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Cahaya, Cerita, dan Masa Depan Jakarta dalam Jakarta Light Festival
• 7 jam laludetik.com
thumb
UNIQLO Bagikan Ide Merayakan Akhir Tahun dengan Cara Sederhana tapi Bermakna
• 21 jam lalukumparan.com
thumb
Brimob Gotong Royong Bersihkan Rumah Warga Terdampak Banjir Bandang di Agam
• 1 jam lalutvrinews.com
thumb
Meski Berada di Tangerang Selatan, Kenapa Tetap Disebut UIN Jakarta?
• 10 jam lalumedcom.id
thumb
Masih Ingat Kevin van Kippersluis? Eks Mesin Gol Persib yang Menyesal Berkarier di Indonesia itu Berujung Main di Liga Amatir
• 23 jam lalutvonenews.com
Berhasil disimpan.