tvOnenews.com - Suara suporter Kanada terbelah ketika menyikapi isu John Herdman yang kabarnya semakin santer menuju Timnas Indonesia.
Kedua belah suporter punya pendapat yang berbeda-beda. Mulai dari perkataan bernada sinis hingga mendukung John Herdman di tempat barunya.
Keterkaitan antara John Herdman dengan posisi pelatih Timnas Indonesia tampak bukan rumor semata. Berbagai pihak telah mengonfirmasi kabar tersebut.
Menurut pengamat sepak bola nasional Bung Binder, John Herdman telah mencapai kesepakatan dengan PSSI dan bakal datang ke Jakarta pada awal Januari.
Bahkan katanya John Herdman rela mengesampingkan tawaran dari dua negara langganan Piala Dunia seperti Jamaika dan Honduras demi Timnas Indonesia.
Sementara itu, laporan dari media Kanada Waking The Red mengatakan bahwa kontrak dan nominal gaji yang diminta John Herdman telah diterima PSSI.
Bayaran USD 40 ribu per bulan hingga kontrak dengan durasi dua tahun serta opsi perpanjangan dua tahun telah disepakati oleh kedua pihak.
- Newsroom Northumbria
“Pria berusia 50 tahun ini menggantikan Patrick Kluivert dan akan memulai perannya pada tahun 2026,” tulis Waking The Red.
“Menurut laporan, kesepakatan tersebut adalah kontrak dua plus dua tahun, memberikan Herdman masa jabatan awal dua tahun dengan opsi perpanjangan hingga tahun 2030,“ katanya.
“Setidaknya, ia diharapkan tetap bertanggung jawab hingga akhir masa jabatan presiden PSSI Erick Thohir saat ini pada tahun 2027, menawarkan tingkat kontinuitas yang seringkali kurang dimiliki sepak bola Indonesia,“ jelas media Kanada.
Di sisi lain, kabar John Herdman akan melatih Timnas Indonesia ternyata juga terdengar hingga Kanada. Suporter lokal pun bereaksi pro dan kontra.
Tidak sedikit dari mereka yang mengungkit skandal penggunaan drone sebagai alat intai ke tim lawan yang melibatkan John Herdman saat melatih Kanada.
Ketika itu, skandal tersebut terungkap ke publik. Namun beruntung, John Herdman hanya dapat teguran tertulis sedangkan staf lainnya menerima sanksi berat.
- Canadian Olympic Committee
“Simpelnya, ini adalah program perlindungan saksi jika melatih (tim) di luar peringkat 100 besar FIFA, hanya untuk menghindari potensi dampak buruk yang mungkin terjadi setelah skandal drone,“ ungkap @jaysanw.



