Kyiv: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Minggu, 28 Desember 2025 dan menyatakan bahwa kedua pihak “mungkin sudah sangat dekat” dengan sebuah kesepakatan untuk mengakhiri perang antara Ukraina dan Rusia.
Namun, pertemuan tersebut belum menghasilkan penjelasan rinci mengenai cara penyelesaian isu-isu paling sensitif dalam konflik, terutama terkait konsesi wilayah dan jaminan keamanan bagi Ukraina.
Dilansir dari AsiaOne, Selasa, 30 Desember 2025, berikut adalah sejumlah ganjalan utama yang masih belum terurai setelah berminggu-minggu diplomasi intensif: Sengketa Wilayah yang Belum Terselesaikan Rusia, yang melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022, saat ini menguasai sekitar 116.000 kilometer persegi wilayah Ukraina, atau sekitar 19,2 persen dari total wilayah negara tersebut.
Angka ini sekitar 1,2 persen lebih besar dibandingkan tiga tahun lalu, berdasarkan peta yang dirilis sumber pro-Ukraina. Pada 2025, laju kemajuan pasukan Rusia tercatat sebagai yang tercepat sejak tahun pertama perang.
Moskow menyatakan bahwa Crimea, yang dianeksasi pada 2014, serta wilayah Donetsk dan Luhansk yang dikenal sebagai Donbas, bersama Zaporizhzhia dan Kherson, kini secara hukum merupakan bagian dari Rusia. Klaim tersebut ditolak oleh sebagian besar komunitas internasional yang menilai aneksasi itu ilegal.
Meski demikian, Rusia belum berhasil menguasai seluruh Donbas. Pada Senin, Kremlin kembali menegaskan tuntutan agar Ukraina menarik pasukannya dari wilayah Donetsk yang masih dikuasai Kyiv, sekitar 5.000 kilometer persegi, sebagai prasyarat perdamaian. Rusia juga memperingatkan bahwa Ukraina berisiko kehilangan wilayah tambahan jika menolak kesepakatan.
Ukraina menolak keras gagasan menyerahkan wilayah yang telah dipertahankan selama hampir empat tahun, dan menegaskan bahwa pertempuran sebaiknya dihentikan di sepanjang garis depan saat ini. Trump dan Zelenskiy sama-sama menyatakan bahwa masa depan Donbas belum diputuskan, meski Trump mengatakan pembicaraan “bergerak ke arah yang benar.”
Dalam rancangan awal rencana damai 28 poin, Amerika Serikat mengusulkan pembentukan zona ekonomi bebas jika Ukraina meninggalkan wilayah tersebut, meski mekanisme penerapannya masih belum jelas. Rusia juga belum menguasai seluruh Zaporizhzhia dan Kherson, serta hanya mengendalikan sebagian kecil wilayah Kharkiv, Sumy, Mykolaiv, dan Dnipropetrovsk.
Harian Kommersant melaporkan bahwa Presiden Vladimir Putin menyatakan keterbukaan untuk menukar sebagian wilayah yang dikuasai pasukan Rusia di tempat lain di Ukraina dengan kendali penuh atas Donbas. Jaminan Keamanan bagi Ukraina Ukraina, yang menaruh kecurigaan terhadap jaminan keamanan di masa lalu, menilai perlindungan kuat mutlak diperlukan untuk mencegah agresi Rusia di kemudian hari.
Zelenskiy mengatakan pada Senin bahwa rancangan kerangka perdamaian mencakup jaminan keamanan dari Amerika Serikat selama 15 tahun, dan ia telah meminta Trump agar jaminan tersebut diperpanjang hingga 50 tahun.
Trump mendorong Eropa untuk memikul porsi terbesar dalam pemberian jaminan keamanan, dengan dukungan Amerika Serikat. Namun, bentuk konkret dari jaminan itu masih belum ditentukan. Rusia, di sisi lain, menegaskan bahwa pengerahan pasukan asing di Ukraina tidak dapat diterima.
Moskow juga menuntut pembatasan ukuran militer Ukraina serta perlindungan bagi penutur bahasa Rusia dan penganut Ortodoks di Ukraina, serta menegaskan bahwa Ukraina harus bersikap netral.
Kyiv membantah tudingan tersebut dan menyatakan hak-hak warga telah dilindungi sesuai legislasi Uni Eropa. Dalam proposal perdamaian 20 poin Ukraina, kekuatan militer negara itu akan dipertahankan pada level sekitar 800.000 personel. Peran NATO dalam Perundingan Salah satu tuntutan utama Putin untuk mengakhiri perang adalah komitmen tertulis dari para pemimpin Barat untuk menghentikan perluasan NATO ke arah timur.
Proposal awal Amerika Serikat mencakup klausul bahwa NATO tidak akan berkembang lebih jauh, Ukraina akan memasukkan ketentuan netralitas dalam konstitusinya, dan NATO akan menetapkan aturan internal yang menutup peluang keanggotaan Ukraina di masa depan.
Sebagai kompensasi, Ukraina akan memperoleh akses preferensial jangka pendek ke pasar Eropa sambil menunggu proses keanggotaan Uni Eropa.
Sebaliknya, dalam kerangka usulan damai Ukraina, Amerika Serikat, NATO, dan negara-negara Eropa diminta memberikan jaminan keamanan yang setara dengan Pasal 5 NATO, yang mengatur pertahanan kolektif. Aset Rusia dan Aspek Ekonomi Dalam usulan awal Washington, Rusia disebut akan kembali diintegrasikan ke dalam ekonomi global dan diundang bergabung kembali dengan kelompok negara G8. Amerika Serikat juga menyatakan niat untuk menjalin kesepakatan jangka panjang dengan Rusia di sektor energi, sumber daya alam, infrastruktur, kecerdasan buatan, pusat data, serta proyek logam tanah jarang di kawasan Arktik.
Sementara itu, para pemimpin Uni Eropa pada Desember sepakat meminjam dana untuk memberikan pinjaman sebesar 90 miliar euro kepada Ukraina guna mendukung pertahanannya selama dua tahun ke depan. Mereka memutuskan tidak menggunakan aset Rusia yang dibekukan, menghindari perpecahan terkait rencana kontroversial pendanaan Ukraina dari dana kedaulatan Rusia. Isu Nuklir, Pemilu, dan Kepentingan Bisnis Upaya perdamaian juga berpotensi mencakup dimulainya kembali perundingan pengendalian senjata nuklir strategis antara Rusia dan Amerika Serikat. Masa depan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, yang berada di wilayah Ukraina namun dikuasai Rusia, masih belum jelas.
Spekulasi media menyebut Rusia mungkin menawarkan kepemilikan saham di sektor sumber daya alamnya kepada perusahaan-perusahaan Amerika Serikat. Washington juga mengemukakan gagasan penyelenggaraan pemilu di Ukraina. Putin menilai kepemimpinan Kyiv kehilangan legitimasi setelah tidak menggelar pemilu usai masa jabatan Zelenskiy berakhir.
Kyiv menolak tudingan tersebut dan menegaskan bahwa pemilu tidak dapat dilaksanakan selama negara berada dalam status darurat militer dan masih mempertahankan wilayahnya dari agresi Rusia.
Baca juga: Rusia Tuduh Ukraina Tembak Rumah Putin dengan Puluhan Drone
/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fimages%2F2025%2F12%2F29%2F371c586a92c463ba6486cff8df15b5d7-20251229YGA07.jpg)



