Produksi Minyak Pertamina EP di Sumsel dan Papua Sukses Lampaui Target

cnbcindonesia.com
3 jam lalu
Cover Berita
Foto: Produksi minyak PT Pertamina EP di Papua Field berhasil lampaui target, tembus 1.014 barel per hari (bph). (Doc PT Pertamina EP)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina EP mencatatkan kinerja positif di penghujung tahun ini. Di mana, operasi hulu migas di Sumatra Selatan dan Papua berhasil melampaui target produksi.

Di Sumatra Selatan, Pertamina EP melalui Prabumulih Field mencatatkan produksi minyak year to date (YTD) mencapai 11.024 barel per hari (BOPD). Catatan tersebut melampaui target tahun 2025 sebesar 8.347 BOPD.

Sementara itu, produksi gas di PEP Prabumulih Field menyentuh 118.89 juta kaki kubik standar per hari (MMSCFD). Angka itu setara 102,8 persen dari target 114,5233 MMSCFD.


Baca: Kilang Pertamina & Polytama Perpanjang Kontrak Jual Beli Propylene

Tak hanya itu, PEP Prabumulih Field berhasil melakukan upaya efisiensi sehingga biaya produksi mampu diturunkan di angka US$8 per setara barel minyak (BOE). Biaya produksi migas di wilayah ini turun 11,11 persen dari US$9 per BOE pada 2024.

PEP Prabumulih Field juga mencetak revenue sebesar US$ 366 juta tahun ini. Jumlah itu menjadi revenue terbesar serta sempat mendapat apresiasi dalam ajang Production Summit PEP 2025.

"Produksi minyak PEP Prabumulih Field tumbuh/growth dari 8.000-an BOPD di 2024 menjadi lebih dari 10.000-an BOPD di 2025. Semua berkat team work yang solid dan kolaborasi dengan seluruh tim Prabumulih dan Zona 4 serta dukungan semua stakeholder," kata Senior Manager PEP Prabumulih Field Muhammad Luthfi Ferdiansyah dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (31/12/2025).

Luthfi menyampaikan cluster Gunung Kemala masih menjadi tulang punggung peningkatan produksi migas di PEP Prabumulih Field. Serta temuan pengembangan di area LKT mampu mendongkrak produksi Prabumulih Field. Upaya mempertahankan decline existing dan optimasi produksi tetap menjadi kunci utama dalam pencapaian produksi ini.

Sebelum pengembangan pada 2023, Cluster Gunung Kemala hanya punya tiga sumur. Produksi di cluster ini pada 2022 hanya 50 BOPD. Sehingga dengan adanya temuan baru di struktur Gunung Kemala tersebut banyak upaya penyiapan fasilitas produksi dan debottlenecking project di struktur tersebut.

Sejak pengembangan dimulai, PEP Zona 4 mulai mengembangkan cluster ini dengan metode High Res Compartment Identification and New Stratigraphic Concept. Tahun ini, Cluster Gunung Kemala punya kapasitas produksi minyak rata-rata 2.400 BOPD.

Berbagai pencapaian apik PEP Prabumulih Field itu disertai prestasi nihil kecelakaan kerja. Karena safety adalah prioritas Field Prabumulih dalam aspek pekerjaan.

PEP Prabumulih Field juga selalu berinovasi untuk menjaga produksi. Upaya ini diganjar penghargaan Best Innovation dan Best Lifting Oil dalam forum Continuous Improvement Program (CIP) PEP Regional 1.

Luthfi menyampaikan PEP Prabumulih Field akan terus meningkatkan produksi migas demi mendukung ketahanan energi nasional. Target produksi tahun 2026 dinaikkan menjadi 10.500 BOPD untuk minyak dan 105 MMSCFD untuk gas.

"Paling utama yang harus kita jaga itu aspek safety karena tidak akan ada nilai atau artinya semua semua pencapaian saat ada catatan pada aspek keselamatan," ujar Luthfi.

Di wilayah Indonesia Timur, Papua Field yang dikelola Pertamina EP Zona 14 Regional 4 juga menunjukkan kinerja yang cukup positif. Sekalipun berstatus lapangan mature yang telah berproduksi sejak 1932 dan memasuki fase declining produksi.

Field Manager Papua Field Ardi mengatakan dengan kolaborasi dan sinergi tim Field Papua, Zona 14 dan Regional 4 terbukti mampu menorehkan pencapaian gemilang dengan keberhasilannya menyelesaikan pengeboran 1 sumur pengembangan di lapangan Salawati dengan aman dan melampaui target.

Sehingga memasuki awal tahun 2025, Field Papua dari 130 sumur yang tersebar di tiga lapangan utama yaitu Klamono, SeleLinda, dan Salawati telah mencatatkan performa produksi Month to Date (MTD) sebesar 848 BOPD lebih tinggi dari target.

Menurut dia, kondisi lapangan yang sudah mature dimana telah beroperasi hampir berusia 100 tahun, dengan berbagai kompleksitas operasi seperti remote area, akses terbatas, serta berbagai tantangan subsurface, tidak menyurutkan semangat perwira Pertamina.

Adapun, dalam menjawab tantangan yang ada, tim WK Papua menjalankan strategi yang ofensif melalui program pemboran 4 sumur pengembangan (development) di lapangan Salawati, percepatan monetisasi potensi gas di Klamono Utara W, dan Markisa, dan Pengambangan potensi minyak pada struktur Kembo, evaluasi potensi minyak melalui Study Low Quality Reservoir (LQR) di lapangan Sele-Linda, serta penjajagan percepatan komersialisasi potensi gas pada structure Mogoi Deep.

Melalui program tersebut diharapkan tim bisa mempertahankan dan menggelorakan denyut produksi migas di tanah Papua. Walaupun di awal sempat menghadapi beberapa kendala teknis sehingga terjadi pergeseran jadwal dari semula di pertengahan tahun, sumur pengembangan SLW-C4X akhirnya bisa mulai tajak pada 2 November 2025 menggunakan RIG PDSI #11.2/N80B-M.

Melalui kerja keras yang konsisten, tahapan pemboran hingga komplesi dirampungkan dalam waktu 42 hari. Sumur ini menembus kedalaman akhir 2.150 mMD (2.091 mTVD) dengan target Formasi Kais, dan penilaian formasi menunjukkan kualitas reservoir yang lebih baik dari prognosis.

Dengan dukungan teknologi artificial lift Electric Submersible Pump (ESP) tipe MG3200, sumur ini memberikan hasil luar biasa. Sejak uji sumur dimulai pada Senin, 12 Desember 2025, aura optimisme langsung terpancar saat angka produksi menyentuh 581,26 BOPD, melampaui ekspektasi awal sebesar 510 BOPD.

Namun, melalui pemantauan intensif, angka produksi justru menunjukkan tren "meroket". Hanya dalam hitungan hari, tepatnya pada Kamis, 18 Desember 2025, angka tersebut terus merangkak naik secara signifikan hingga mencapai rata-rata 859 BOPD.

Pada akhirnya semua kerja keras tersebut membuahkan hasil manis dimana Sumur SLW-C4X mencatatkan produksi awal (IP) hingga 1.014 BOPD, jauh melampaui target yang ditetapkan, update terbaru bahkan menunjukkan performa SLW-C004 (SSP) yang stabil di angka 1.109,80 BOPD.

"Keberhasilan pencapaian produksi sumur SLW-C4X adalah bukti nyata bahwa semangat inovasi tiada henti, dan loyalitas tinggi tim untuk secara konsisten menghadapi semua tantangan yang ada membuktikan, bahwa usia produksi 100 tahun suatu brownfield bukanlah suatu akhir untuk menyerah pada keadaan, namun bisa berubah menjadi awal optimisme yang menumbuhkan harapan baru bagi seluruh tim di Zona 14. Bahwa potensi brownfield di Papua masih sangat menjanjikan untuk terus digali," tutupnya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pertamina Patra Niaga Siaga Natal Dan Tahun Baru

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Paparan Layar pada Bayi Ganggu Perkembangan Otak, Berdampak Jangka Panjang
• 12 jam lalukompas.id
thumb
Paylater, Pinjol, dan Kartu Kredit: Mana yang Paling Menguras Dompet?
• 1 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Polisi Ciduk Preman Aniaya Pedagang di Duren Sawit Usai Terima Laporan dari 110
• 1 jam lalukumparan.com
thumb
Cuma Hari Ini dan Besok, Naik Transjakarta, MRT, dan LRT Gratis!
• 7 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Pujian Berkelas Media Thailand untuk Persib Bandung, Lawan Ratchaburi FC di 16 Besar AFC Champions League Elite Two
• 11 jam lalutvonenews.com
Berhasil disimpan.