tvOnenews.com - Tahun Baru 2026 jatuh pada Kamis, 1 Januari 2026. Sementara banyak orang telah merayakan momen ini sejak Rabu, 31 Desember 2025 malam hari.
Di Indonesia, euforia Tahun Baru Masehi menjadi momentum spesial. Kebanyakan orang berpesta pora, menyemarakkan pesta kembang api, hingga pergaulan bebas.
Mayoritas masyarakat Indonesia adalah penganut agama Islam. Mereka meramaikan momen spesial ini setiap tahunnya. Di balik itu, ada ketentuan mengenai hukum merayakan Tahun Baru Masehi.
Buya Yahya mengingatkan hukum perayaan Tahun Baru Masehi bagi orang Islam. Apalagi jika banyak yang berhura-hura hingga terjerat pergaulan bebas.
"Banyak merayakan ini adalah orang di luar Islam sana karena bangga dengan tahun baru mereka, kemaksiatan di dalamnya. Jadi yang kita hentikan adalah kebiasaan jelek," ujar Buya Yahya dinukil tvOnenews.com dari kanal YouTube Buya Yahya, Rabu (31/12/2025).
Perayaan Tahun Baru Masehi Budaya Umat Lain- Tangkapan Layar YouTube Al-Bahjah TV
Ia menjelaskan, perayaan Tahun Baru Masehi bukanlah budaya agama Islam. Merujuk dari Antara, perayaan tahun baru pertama kali dari bangsa Babilonia pada 4.000 tahun lalu, atau sekitar 1696-1654 SM.
Bangsa Romawi Kuno awalnya memakai kalender Romawi. Kalender tersebut dibuat oleh pendiri Roma, Romulus. Mulanya, kalender ini hanya memiliki 10 bulan atau 304 hari yang dimulai dari Maret.
Raja kedua Romawi, Numa Pompilius menambahkan dua bulan baru ke dalam Kalender Romawi, yakni Januarius dan Februarius yang dikenal saat ini Januari dan Februari.
Penetapan 1 Januari sebagai awal tahun berasal dari bangsa Mesir Kuno. Hal ini menjadi bentuk penghormatan kepada Dewa Janus, sehingga bangsa Romawi menggelar perayaan malam 31 Desember sampai malam 1 Januari.
Kaum Nasrani selalu merayakan Tahun Baru Masehi. Hal itu menjadi kebudayaan mereka. Sementara tradisi meniup terompet dan sebagainya saat pergantian tahun merupakan perayaan besar bagi kaum Yahudi.
"Orang-orang Nasrani banyak di gereja saat itu, mereka berdoa dan sebagainya. Apa yang dilakukan oleh anak-anak kaum Muslimin saat itu? Berhura-hura belum lagi itu berantem," tuturnya.
Pengasuh sekaligus Pendiri LPD Al-Bahjah ini mengingatkan jangan terlampau berlebihan merayakan Tahun Baru Masehi. Apalagi jika menggelar pesta pora secara berlebihan bukanlah tradisi Islam.




