Komunitas Baca Buku Gelar Diskusi, Angkat Isu Kesetaraan & Budaya Literasi

kumparan.com • 18 jam yang lalu
Cover Berita

Lampung Geh, Lampung Timur - Lima belas peserta peserta dewasa dan tiga balita mengikuti kegiatan komunitas baca buku bertajuk Komunitas Baca Buku yang berlangsung pada (19/11) di Labuhan Ratu.

Kegiatan ini digagas untuk menggerakkan budaya literasi masyarakat usia dewasa, khususnya membangun tradisi membaca, berpikir kritis, dan berdiskusi.

Dalam diskusi, Kak Edi Jatmiko dan Kak Fatin Farid Hummam sukses menghidupkan suasana dengan menyampaikan pesan-pesan dari buku yang pertama kali diterbitkan pada 1993 itu.

Meski bukan karya baru, peserta menilai buku tersebut tetap relevan dengan dinamika sosial masa kini, bahkan serupa dengan fenomena yang banyak berseliweran di media sosial.

Salah satu peserta, yang merupakan mahasiswa, menyoroti tema kepemimpinan perempuan.

Ia mempertanyakan bagaimana posisi independensi perempuan yang sering menjadi apriori masyarakat, sekaligus ketergantungan perempuan pada laki-laki yang juga dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Diskusi pun berkembang pada upaya memahami proporsionalitas dalam relasi sosial.

“Semua perkumpulan manusia akan baik-baik saja jika semua sesuai dengan proporsinya,” kutip salah satu paragraf dalam buku tersebut.

Menurut founder, buku-buku tentang pergerakan sosial dan masyarakat memang paling diminati anggota komunitas. Pandangan Emha yang mengambil posisi “tengah-tengah” terutama dalam isu politik, sosial, pendidikan, dan kesetaraan gender menjadi alasan mengapa buku ini dipilih sebagai bahan diskusi.

Meski kegiatan berjalan kondusif, tantangan literasi di Lampung Timur masih besar.

“Jika berdasarkan hasil survei, minat baca rendah. Paling rendah di Lampung. Itu fakta. Mengadakan kegiatan seperti ini saja, saya yang notabene seorang guru sulit mengajak murid datang. Hanya satu yang ikut,” ujar founder.

Ia menjelaskan, tantangan terbesar bukan pada pembiayaan karena penyelenggaraan bisa dilakukan secara swadaya dengan modal kecil, melainkan pada kehadiran peserta.

“Kalau setiap kecamatan ada seperti ini, seru kayaknya,” harapnya.

Komunitas baca buku membuka kesempatan bagi masyarakat untuk ikut serta pada agenda berikutnya. Informasi kegiatan dapat dipantau melalui Instagram komunitas.

“Tinggal pantengin IG kami dan hadir pas acara. Bawa uang jajan kalau mau beli es, kalau tidak ya tidak apa-apa. Bawa tumbler juga boleh,” ujar founder. (Putri/Lua)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.