Jakarta, VIVA – Ketua MPR RI, Ahmad Muzani mendorong pemerintah agar melakukan evaluasi terkait sistem tata kelola lingkungan imbas adanya banjir bandang hingga longsor di wilayah Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
"Saya kira itu menjadi bahan evaluasi bagi kebijakan pemerintah untuk menata lingkungan agar bisa lebih baik lagi," kata Muzani kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 1 Desember 2025.
Menurut Muzani, kemungkinan bencana alam yang terjadi ini disebabkan oleh kerusakan lingkungan. Di mana dampaknya baru dirasakan masyarakat hari ini.
"Memang beda kemungkinan ada dampak dari kebijakan-kebijakan yang melakukan kerusakan terhadap lingkungan sehingga akibatnya sampai sekarang kita rasakan," ucapnya.
Dia menuturkan, dampak dari bencana alam ini tidak hanya menyebabkan korban jiwa maupun luka-luka. Tapi, sejumlah infrastruktur juga mengalami kerusakan yang cukup parah.
"Kerusakan yang ditimbulkan dari bencana itu juga cukup memprihatinkan, cukup parah, menghancurkan infrastruktur umum, jalan, jembatan, sekolah, tempat ibadah, sampai rumah-rumah," tutur dia.
"Banyak sekali hewan ternak yang juga terdampak jadi korban, termasuk sawah-sawah yang siap panen juga menjadi terdampak," sambungnya.
Meski demikian, Muzani mengapresiasi langkah cepat pemerintah dalam memulihkan keadaan di tiga provinsi tersebut. Termasuk dengan sigap menyalurkan bantuan logistik.
Dia berharap, dengan tanggap cepat pemerintah serta penyaluran bantuan logistik, maka masyarakat bisa segera pulih dan dapat melanjutkan aktivitasnya seperti biasa.
Sebelumnya diberitakan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru mengenai total korban meninggal dunia maupun dinyatakan hilang akibat bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto mengatakan korban jiwa di Sumatera Utara tercatat mencapai 217 orang. Sedangkan, 209 orang lainnya dinyatakan hilang.
Sementara untuk wilayah Sumatera Barat, korban yang meninggal dunia tembus 129 orang. Sementara 118 lainnya masih hilang dan dalam proses pencarian.
Selain itu, kata Suharyanto, ada 16 korban mengalami luka-luka akibat bencana banjir dan longsor ini.
"Ini korban jiwa 129, hilang 118, 16 luka-luka," ucap dia.
Sedangkan untuk wilayah Aceh, pihaknya mencatat ada 96 warga yang meninggal dunia. Sementara untuk warga yang hilang, ada 75 orang.