Pede Capai Pertumbuhan Ekonomi 6,5 Persen, Purbaya: Enggak Susah-susah Amat

viva.co.id • 2 jam yang lalu
Cover Berita

Jakarta, VIVA – Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, mengaku optimis bahwa upaya untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga mencapai angka 6,5 persen tidak akan terlalu sulit.

Dalam Rapimnas Kadin Indonesia 2025 yang digelar di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Purbaya mengatakan bahwa upaya ekstra memang harus dilakukan pemerintah, apabila target pertumbuhan ekonominya dipatok hingga mencapai angka 7-8 persen.

Baca Juga :
Rapimnas Kadin, Anindya Bakrie Soroti Tingginya Pengangguran Usia Muda
Kabar Buruk! 2026 Diprediksi Jadi Tahun yang Sulit untuk Pencari Kerja

"Saya berani bilang kalau tumbuh 6-6,5 persen mah gampang, enggak susah-susah amat. (Tapi kalau ekonomi harus tumbuh) 7-8 persen, baru butuh upaya ekstra," kata Purbaya, Senin, 1 Desember 2025.

Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa
Photo :
  • [Mohammad Yudha Prasetya]

Salah satu strategi yang akan dijalankan Purbaya adalah dengan menggunakan mesin pengusaha dan pemerintah, guna bersama-sama mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Dia mengaku, hal ini didasarkan pada pengamatannya dari pengelolaan ekonomi di era kepemimpinan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Purbaya, rata-rata pertumbuhan ekonomi di zaman SBY berhasil tumbuh di angka 6 persen, lebih tinggi dari era Jokowi yang rata-ratanya 5 persen. Meskipun di era SBY pembangunan infrastruktur tidak semasif di era Jokowi.

Dia mengatakan, SBY berhasil menghidupkan sektor swasta hingga turut berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional kala itu. Terlebih, Purbaya mengakui bahwa peran Kadin Indonesia cukup signifikan dalam pembangunan di era SBY tersebut.

"Kenapa (pertumbuhan ekonomi era SBY) bisa 6 persen? Karena dia biarkan sektor riil dan sektor swasta tumbuh, dan peran Kadin pada saat itu pasti besar. Mungkin sebagian besar untung banyak pada saat itu," kata Purbaya.

Sementara di era Jokowi, Purbaya berpendapat bahwa saat itu tidak banyak sektor swasta yang terlibat, dan lebih banyak menggunakan instrumen pemerintah.

"Di zaman Pak SBY, yang jalan sektor swasta, pemerintahnya diam. Di zaman Pak Jokowi, pemerintah jalan, sektor swastanya relatif diam. Yang swasta hasilnya (pertumbuhan ekonomi) 6 persen, pemerintah 5 persen," ujar Purbaya.

"Jadi kalau sekarang saya hidupkan 2 mesin ekonomi, pemerintah dan sektor swasta, (target pertumbuhan ekonomi) 6,5 persen enggak susah-susah amat," ujarnya.

Baca Juga :
Rupiah Menguat Seiring Optimisme Purbaya Soal Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV-2025
Bos Astra Tegaskan Setiap Kampung di Indonesia Punya Potensi Dorong Ekonomi hingga Ketahanan Pangan
Rektor UGM Ungkap Sederet Hal Terkait Ijazah Jokowi: Dari Sarjana Muda hingga Kacamata

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.