Nestapa Korban Banjir Aceh: Minum Air Kotor-Makan Mi Instan Tanpa Dimasak

kumparan.com
11 jam lalu
Cover Berita

Angin panas bergerak perlahan dari arah sungai, membawa sisa lumpur yang mulai mengering dan menyelusup ke hidung para pengungsi.

Di Aceh Tamiang, hidup seakan berhenti pada tanggal ketika banjir dan tanah longsor datang bersamaan.

Di Desa Sukajadi, Kecamatan Karang Baru, aroma debu, lumpur, dan rasa letih bercampur menjadi satu, memenuhi udara di antara napas warga yang telah berminggu-minggu kehilangan rumah, kenyamanan, dan ketenangan.

Sepanjang pinggir jembatan Kuala Simpang, deretan tenda putih dan oranye membentang seperti garis nasib yang terpaksa mereka jalani. Lumpur-lumpur setengah kering masih menempel keras di trotoar. Truk-truk air bersih berjajar, menjadi satu-satunya pasokan yang sedikit mengobati dahaga.

Tenda dapur umum dari TNI dan Polri bekerja tanpa henti, sementara di bawah jembatan, rumah-rumah yang tertutup lumpur dan kayu gelondongan, masih tampak seperti luka terbuka yang entah kapan sembuhnya.

Di salah satu tenda pengungsian itu, Desi (45) berdiri sambil melihat rumahnya yang setengah ambruk dilahap air bah. Suaranya pelan, tetapi retakannya terdengar jelas. Ia mengingat kembali bisu dini hari ketika air naik tanpa kompromi.

"Di sini pertama hujan 4 hari berturut-turut, kalau tidak salah dari 21 sampai akhirnya 25 November, sebelum hujan itu ada angin kencang, barulah besoknya air naik. Kami nengok-nengok berita rupanya air dari atas [sungai tamiang] sudah tinggi, harus waspada kami, tapi kami tidak berpikir setinggi yang kami perkirakan. Jadi saya masih bertahan di rumah, karena tidak pernah air setinggi itu sebelumnya," kata Desi.

Banjir datang cepat, melampaui pengalaman warga selama puluhan tahun tinggal di garis sungai. Tak ada perahu penyelamat yang datang hingga malam.

"Kami minta di grup WA, tolong… tolong…," ujarnya.

Desi melanjutkan, baru pada 26 November, sebuah perahu datang menjemputnya. Saat itu air sudah menutup rumah, memaksa keluarganya berpindah dari satu tempat tinggi ke tempat lain untuk mencari ruang aman di antara ketidakpastian.

Selama jalur terputus karena longsor dan bantuan tak kunjung datang, mereka bertahan dengan cara yang tak pernah terbayangkan.

"[Airnya] Nggak jernih bu, cuma karena anaknya nangis terus, kami ambil air banjir, kami endapkan sebentar abis itu dikonsumsi, sedih kalau diceritain. Kami 3 hari enggak makan, kadang-kadang ada bantuan yang lempar-lempar itu kami tangkap," lanjut dia.

Kisah serupa datang dari tenda lainnya. Marsel berdiri dengan pakaian yang ia sebut entah dari siapa. Matanya tampak kosong, tetapi kata-katanya sarat kelelahan hidup.

"Saya sudah pernah pingsan, udah pernah hanyut, udah pernah enggak makan 3 hari, enggak pernah ganti baju seminggu, enggak mandi setengah bulan," kata dia.

Marsel mengatakan hanya satu hal yang ia butuhkan yaitu tempat tinggal yang baru. Karena rumahnya telah tersapu air bah.

"Yang saya butuhkan itu pertama tempat tinggal karena rumah saya hanyut tinggal tapak saja. Jadi boleh ditinjaulah rumah saya, yang lain-lain ada bantuan di sini, ya cukuplah untuk saya," lanjut dia.

Di tengah debu yang mengepul dan suara truk air yang menyembur, para pengungsi mencoba bertahan hidup dengan sisa tenaga. Anak-anak berlarian di antara lumpur yang mengeras, tidak sepenuhnya mengerti betapa besar luka yang beberapa hari lalu hampir menelan kampung mereka.

Di Aceh Tamiang hari ini, lumpur memang mulai mengering. Tetapi nestapa itu masih sangat basah, menggenang di mata, bertahan di dada, dan belum tahu kapan benar-benar akan surut.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
BAGUNA PDIP ​​Tinjau Lokasi Bencana dan Dirikan Dapur Umum di Tapteng
• 20 jam lalutvrinews.com
thumb
Kapolres Metro Jakut: Kasus Mobil SPPG Tabrak Siswa SD Naik ke Penyidikan
• 11 jam lalukompas.tv
thumb
Emiten Infrastruktur RI Ini Mau Dicaplok, Peminat Masih Misterius
• 21 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
Puluhan BPR di Jawa Tengah Kesulitan Penuhi Aturan Modal
• 8 jam lalubisnis.com
thumb
Polisi Tetapkan Dirut Terra Drone Indonesia Tersangka Kebakaran Gedung
• 22 jam laludetik.com
Berhasil disimpan.