Ekonomi kreatif dinilai menjadi aktivitas yang paling dinamis dan penuh potensi dalam sistem perekonomian Indonesia. Dalam satu dekade terakhir, geliat pelaku usaha ekonomi kreatif semakin jelas terlihat, terutama di kota-kota besar yang menjadi pusat inovasi dan budaya populer.
Menariknya, laju pertumbuhan sektor ini tidak lagi didominasi pemain lama. Justru generasi muda yang kini mengambil posisi terdepan, memanfaatkan perkembangan teknologi, media sosial, dan perubahan gaya hidup untuk menciptakan usaha-usaha baru yang kreatif, adaptif, dan kompetitif.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa transformasi ekonomi kreatif mulai terlihat jelas sejak Sensus Ekonomi 2016 (SE2016). Pada periode tersebut, subsektor yang kini menjadi bagian penting dari ekosistem ekonomi kreatif seperti kuliner, fashion, dan kriya sudah menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Hasil SE2016 juga menggambarkan bahwa mayoritas pelaku usaha kreatif merupakan usaha mikro dan kecil yang berkembang terutama di wilayah perkotaan.
Meskipun SE2016 belum memotret seluruh subsektor ekonomi kreatif seperti saat ini, sensus tersebut sudah menandai awal kebangkitan industri kreatif di berbagai daerah. Kini, sepuluh tahun kemudian, sektor kreatif tumbuh jauh lebih kompleks. Usaha kuliner modern semakin beragam, brand fashion lokal bermunculan di hampir semua kota, pelaku seni visual memanfaatkan platform digital sebagai galeri virtual, dan usaha berbasis teknologi seperti animasi, game, hingga pengembangan aplikasi semakin diminati oleh lulusan muda dari berbagai bidang.
Dalam perjalanan tersebut, generasi muda tampil sebagai aktor utama. Mereka tidak hanya mengejar peluang ekonomi, tetapi juga menjadikan kreativitas sebagai identitas. Banyak usaha kreatif dimulai dari kamar tidur, studio sederhana, co-working space, atau dari sebuah komunitas hobi.
Dengan kehadiran media sosial, mereka dapat menjangkau pasar yang jauh lebih luas tanpa memerlukan modal besar untuk membuka toko fisik. Hal ini menjadikan roda ekonomi kreatif berputar lebih cepat dan lebih fleksibel dibandingkan sektor-sektor tradisional yang membutuhkan infrastruktur besar.
Kemampuan generasi muda dalam beradaptasi dengan teknologi menjadi salah satu pendorong utama mengapa aktivitas ekonomi kreatif berkembang begitu pesat. Dalam banyak kasus, keputusan bisnis mereka sangat dipengaruhi tren global, pola konsumsi digital, dan kemampuan memanfaatkan data dari platform pemasaran.
Fenomena seperti maraknya konten kreator, toko daring produk lokal, brand streetwear, hingga komunitas game online menunjukkan bagaimana kreativitas dan teknologi berpadu erat dalam membentuk model bisnis baru. Semua ini sekaligus menunjukkan perlunya data yang lebih komprehensif, akurat, dan mutakhir mengenai perkembangan sektor ini di Indonesia.
Kebutuhan tersebut menjadikan Sensus Ekonomi 2026 (SE2026) sangat strategis. Sensus ini akan mendata seluruh kegiatan usaha nonpertanian dalam berbagai skala, dari mikro hingga besar, termasuk seluruh subsektor ekonomi kreatif yang kini menjadi perhatian publik dan pemerintah. Melalui SE2026, BPS akan memperoleh gambaran terkini mengenai jumlah dan sebaran pelaku usaha kreatif di seluruh Indonesia, karakteristik usaha, pemanfaatan teknologi, tenaga kerja yang terlibat, hingga tantangan yang dihadapi para pelaku.
Data yang dikumpulkan melalui SE2026 akan menjadi landasan penting dalam penyusunan berbagai kebijakan pengembangan ekonomi kreatif ke depan. Pemerintah pusat dan daerah akan memiliki gambaran lebih jelas mengenai subsektor apa saja yang sedang berkembang pesat, wilayah mana yang menjadi pusat pertumbuhan pelaku kreatif muda, serta bagaimana kebutuhan pendukung seperti pembiayaan, pelatihan, dan infrastruktur teknologi dapat dirancang agar lebih tepat sasaran. Dengan data tersebut, berbagai program seperti pengembangan kota kreatif, peningkatan daya saing UMKM, dan perluasan ekosistem ekonomi digital dapat diarahkan secara lebih strategis.
Selain bagi pembuat kebijakan, SE2026 juga bermanfaat besar bagi pelaku usaha kreatif itu sendiri. Data hasil sensus akan membantu mereka memahami posisi usaha mereka dalam konteks yang lebih luas, melihat peluang ekspansi, serta memetakan potensi pasar. Dalam banyak kasus, pelaku usaha kreatif tumbuh melalui proses coba-coba, berbasis inovasi tetapi tanpa analisis pasar yang mendalam. Kehadiran data SE2026 dapat menjadi acuan bagi mereka untuk mengambil keputusan usaha yang lebih terukur
SE2026 akan menjadi momen penting untuk menangkap potret terbaru sektor kreatif Indonesia. Sensus ini merupakan kesempatan bagi seluruh pelaku kreatif, terutama pelaku muda, untuk menunjukkan skala, kekuatan, dan tantangan mereka secara nyata. Data yang dihasilkan bukan hanya angka, tetapi menjadi dasar pengetahuan yang akan menentukan arah pengembangan ekosistem kreatif Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.
Pada akhirnya, ekonomi kreatif bukan sekadar industri yang menghasilkan produk dan jasa, tetapi sebuah ruang besar yang menggabungkan imajinasi, budaya, teknologi, dan identitas generasi muda Indonesia. Dengan data yang lengkap dari SE2026, pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan komunitas kreatif dapat bekerja sama untuk memperkuat sektor ini sehingga mampu bersaing di tingkat global.
Generasi muda telah membuktikan bahwa kreativitas mereka mampu menggerakkan roda perekonomian. Kini saatnya negara memastikan bahwa potensi besar tersebut mendapat dukungan yang tepat, berbasis data yang akurat, mutakhir, dan komprehensif dari Sensus Ekonomi 2026.

/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fphoto%2Fori%2F2022%2F11%2F24%2F5feaf76b-1a44-4c6d-b0e9-0b20df5ec790.jpg)

