Bisnis.com, BANDUNG-- Pemerintah Kabupaten Bandung menghentikan operasi pencarian terhadap tiga korban yang masih hilang tertimbun longsor di Kampung Condong RT 06-07/RW 09 Desa Wargaluyu, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung.
Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan penghentian dilakukan setelah tim gabungan pencarian selama tujuh hari, namun ketiga korban belum juga ditemukan.
Sebelumnya, bupati bersama jajaran Forkopimda Kabupaten Bandung, Basarnas, BPBD, komponen masyarakat, serta para pemangku kepentingan telah berupaya maksimal dalam melakukan pencarian.
"Maka saya mohon kesadaran dari keluarganya. Pemerintah sudah berupaya, Forkopimda sudah berupaya, dan Basarnas sudah berupaya, dan seluruh masyarakat serta komponen stakeholder sudah berupaya. Inilah takdir yang tentunya tidak bisa dilakukan lagi karena tujuh hari ini batas maksimal," katanya Jumat (12/12/2025).
Ketiga korban yang tertimbun adalah Aisyah (60), Citra (20), dan Alfa (10), seorang pelajar. Mereka tertimpa material longsor dari sebuah lereng setinggi 80 meter dengan lebar 150 meter pada Jumat (5/12/2025) sore, menyusul curah hujan deras di wilayah tersebut.
Meskipun operasi resmi dihentikan, sejumlah relawan direncanakan tetap melanjutkan upaya pencarian secara mandiri terhadap tiga korban yang masih tertimbun selama tiga hari ke depan.
Baca Juga
- 3 Warga Bandung Tertimbun Longsor, Pencarian Masih Dilakukan
- Dedi Mulyadi Hentikan Sementara Izin Perumahan di Bandung Raya untuk Mitigasi Bencana
Lebih lanjut, Dadang Supriatna yang akrab disapa Kang DS ini menekankan pentingnya mitigasi bencana di 15 kecamatan rawan di Kabupaten Bandung. Ia meminta kepala desa dan camat untuk segera melaporkan jika ada kebutuhan evakuasi mengingat curah hujan yang masih tinggi.
"Bahkan menurut BMKG sampai Februari 2026 curah hujan diperkirakan masih tinggi," ujarnya.
Kondisi ini sejalan dengan kebijakan pusat yang menetapkan status siaga bencana.
"Bahkan Mendagri juga membuat edaran bahwa seluruh kepala daerah tidak boleh keluar negeri sampai dengan tanggal 15 Januari 2026. Artinya, ini siaga satu dan harus sama-sama kita jaga," ujarnya.
Ia berharap semua komponen, mulai dari RT, RW, perangkat desa, kepala desa, camat, hingga kepala dinas dikerahkan untuk bersiaga dan tidak terlena. "Siap siaga ini perlu dilakukan di masing-masing wilayah."





