Jakarta: Di dunia aset kripto, Bitcoin sering disebut sebagai "emas digital", tetapi ada satu nama yang tak kalah penting: Ethereum. Jika Bitcoin dirancang sebagai sistem uang digital, Ethereum hadir sebagai "komputer dunia" yang bisa menjalankan program dan aplikasi. Berikut panduan lengkap untuk memahami apa itu Ethereum dan bagaimana ia berbeda dari Bitcoin.
Pengertian Ethereum
Ethereum adalah sebuah platform blockchain open-source dan terdesentralisasi yang mendukung smart contract (kontrak pintar) dan aplikasi terdesentralisasi (dApps). Jika dianalogikan, Bitcoin adalah buku kas digital, sedangkan Ethereum adalah sebuah komputer global yang dapat menjalankan program apa pun sesuai keinginan pengembang.
Aset kripto asli di jaringan Ethereum disebut Ether (ETH), yang berfungsi sebagai "bahan bakar" untuk menjalankan transaksi dan smart contract (disebut gas fee), serta sebagai aset investasi.
Baca juga: Indonesia Gandeng Hong Kong Perkuat Likuiditas dan Inovasi Aset Digital Perbedaan dengan Bitcoin
Perbandingan antara Ethereum dan Bitcoin mencakup sejumlah aspek penting. Bitcoin berfokus sebagai mata uang digital dan penyimpan nilai, sementara Ethereum adalah platform komputasi terdesentralisasi yang dapat mengeksekusi smart contract dan membangun berbagai aplikasi seperti DeFi, NFT, dan gim.
Dari sisi mekanisme konsensus, Bitcoin menggunakan Proof of Work (PoW), sedangkan Ethereum telah beralih ke Proof of Stake (PoS) sejak 2022 melalui The Merge, yang membuatnya jauh lebih efisien energi.
Suplai Bitcoin dibatasi maksimal 21 juta BTC, sementara suplai ETH tidak dibatasi meski terdapat mekanisme burn untuk mengendalikan inflasi. Nilai dan kegunaannya juga berbeda: Bitcoin lebih dominan sebagai aset investasi dan lindung nilai, sedangkan ETH memiliki fungsi utilitas untuk gas fee, staking, sekaligus sebagai aset investasi.
(Ilustrasi koin ethereum. Foto: Hufforbes.com)
Cara kerja dan kegunaan di dunia
Cara kerja Ethereum berbasis mekanisme proof of stake. Validator harus mengunci sejumlah ETH sebagai syarat untuk memvalidasi transaksi. Mereka dipilih secara acak untuk membuat blok baru, sementara validator lainnya memverifikasi dan menyetujui blok tersebut. Validator yang jujur akan mendapat imbalan, sedangkan yang mencoba berbuat curang akan dikenai penalti atau slashing.
Ethereum memiliki berbagai kegunaan praktis dalam dunia nyata. Platform ini mendukung perkembangan Web3 melalui layanan DeFi seperti pinjaman dan asuransi tanpa bank, NFT sebagai bukti kepemilikan digital, DAO yang dikelola melalui voting token, serta stablecoin seperti USDC yang memungkinkan transaksi harian dengan nilai stabil.
Ethereum bukan sekadar aset kripto, melainkan fondasi penting bagi infrastruktur digital masa depan yang mendukung internet terdesentralisasi. Perbedaan utamanya dengan Bitcoin terletak pada tujuan dan fleksibilitasnya Bitcoin adalah uang digital, sementara Ethereum memungkinkan pemrograman uang dan aplikasi. Meski demikian, memahami risiko tetap menjadi langkah penting sebelum berinvestasi. (Muhammad Adyatma Damardjati)



