Kemacetan panjang melanda jalur lintas di Kabupaten Aceh Tamiang, tepatnya dari Desa Seumadam, Kecamatan Kejuruan Muda, hingga menuju pusat Kota Kuala Simpang, pada Minggu 14 Desember 2025.
Kemacetan ini dipicu oleh membludaknya volume kendaraan yang membawa bantuan logistik serta mobilisasi alat berat menuju lokasi terdampak banjir bandang. Arus lalu lintas yang biasanya lancar kini padat merayap oleh truk pengangkut sembako dan kendaraan relawan.
Selain tingginya volume kendaraan, kondisi fisik jalan turut memperparah situasi. Sejumlah ruas jalan mengalami kerusakan akibat tergerus banjir. Tak hanya itu, material sisa banjir berupa lumpur dan genangan air masih menutupi beberapa titik badan jalan di kawasan Sungai Liput hingga Seumadam, memaksa pengendara melaju dengan kecepatan sangat rendah.
M. Ali Satria Nasution, seorang warga pemberi donasi asal Langkat, Sumatera Utara, menceritakan pengalamannya terjebak macet. Ia yang berangkat dari Desa Lubuk Kertang mengaku menghabiskan waktu hingga tiga jam hanya untuk mencapai perbatasan.
"Kita baru sampai perbatasan ini sudah 3 jam. Biasanya tidak seperti ini, paling lama 1 jam sudah sampai perbatasan, atau 2 jam sudah sampai titik lokasi di Tamiang," ujar Ali.
Meski harus menempuh perjalanan yang melelahkan dan jauh lebih lama dari biasanya, Ali dan relawan lainnya tetap bersyukur melihat tingginya antusiasme masyarakat untuk membantu korban bencana.
"Tapi karena banyak bantuan dari kawan-kawan kita yang peduli sama Aceh Tamiang, ya Alhamdulillah lah, walaupun macet dan capek," tambahnya.
Hingga saat ini, petugas terkait terus berupaya mengurai kemacetan sembari memprioritaskan masuknya alat berat untuk percepatan perbaikan infrastruktur vital di Aceh Tamiang.



