FAJAR, SEMARANG — PSIS Semarang memasuki babak baru dalam pengelolaan klub. Pemilik 15 persen saham PSIS, Junianto atau yang akrab disapa Anto Van Java, bertemu langsung dengan CEO baru Laskar Mahesa Jenar, Datu Nova Fatmawati, bersama sang suami Fariz Julinar Maurisal, Minggu (14/12/2025).
Pertemuan yang berlangsung hangat itu menjadi momentum awal dialog terbuka terkait arah dan masa depan PSIS Semarang. Anto hadir bersama istrinya dan menyebut pembicaraan berjalan cair, penuh keterbukaan, serta sarat komitmen untuk membawa PSIS ke arah yang lebih baik.
Menurut Anto, pemaparan visi dan niat baik manajemen baru menjadi faktor penting yang menumbuhkan optimisme. Ia menilai PSIS memiliki peluang besar untuk kembali menjadi klub yang kuat, sehat secara manajerial, dan kompetitif di lapangan.
“Diskusinya sangat positif. Ada keseriusan dan niat tulus untuk membenahi PSIS,” ujar Anto.
Optimisme itu juga ia sampaikan melalui akun Instagram pribadinya, @anto_van_java, yang menggambarkan suasana pertemuan penuh semangat kebersamaan.
Konsolidasi dan Pembenahan Manajemen
Anto mengungkapkan, sejumlah hal teknis akan segera dirampungkan dalam waktu dekat. Ia menyebut proses konsolidasi internal menjadi fokus awal manajemen baru, agar PSIS bisa bergerak lebih cepat dan terarah.
Pernyataan tersebut disampaikan Anto dari Surabaya, Minggu (14/12/2025). Ia sekaligus menyampaikan apresiasi kepada Fariz Julinar Maurisal dan Datu Nova Fatmawati sebagai pemilik baru PSIS.
Menurutnya, keseriusan dan keberanian berinvestasi di sepak bola menjadi modal besar dalam membangun klub secara berkelanjutan.
“Ini bukan perkara mudah. Mereka pebisnis yang mengalokasikan hasil usahanya untuk sepak bola. Itu patut diapresiasi,” kata Anto.
Ajakan untuk Suporter: Kawal dengan Kritik Sehat
Dalam unggahannya, Anto juga mengajak seluruh elemen suporter—mulai dari Semarang Fans, Panser Biru, hingga SNEX—untuk bersama-sama mendukung dan mengawal perjalanan PSIS di bawah manajemen baru.
Ia menekankan pentingnya kritik yang sehat dan konstruktif. Menurut Anto, perbedaan pandangan seharusnya diselesaikan melalui musyawarah, bukan serangan personal.
“Boleh dikritik, tapi jangan sampai ke putri-putrinya. Kritik saja ke Mas Fariz atau ke saya,” tulis Anto.
Ia mengaku kini merasa lebih tenang dan senang karena melihat PSIS mulai kembali ke khitahnya sebagai klub kebanggaan Kota Semarang.
Harapan Dukungan Pemerintah Daerah
Tak hanya kepada suporter, Anto juga menitipkan harapan kepada Wali Kota Semarang, Agustina, serta Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, agar turut memberikan dukungan dan doa bagi manajemen baru PSIS.
Menurutnya, dukungan moral dan sinergi dengan pemerintah daerah menjadi elemen penting dalam membangun klub yang profesional dan berdaya saing.
Dengan kepemimpinan baru, konsolidasi manajemen, serta dukungan suporter dan pemangku kepentingan, PSIS Semarang kini menatap masa depan dengan optimisme. Target kembali bersaing di level tertinggi—Super League—bukan lagi sekadar wacana, melainkan tujuan yang mulai dibangun dari fondasi yang lebih jelas



