Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp16.677 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (16/12/2025). Rupiah melemah bersama sejumlah mata uang Asia lainnya.
Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka melemah 0,06% ke level Rp16.677 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,03% ke level 98,28.
Bersamaan dengan rupiah, yen Jepang menguat 0,23%, dolar Hong Kong naik 0,05%, dolar Singapura melemah 0,01%, dolar Taiwan melemah 0,23%, dan won Korea Selatan melemah 0,10%.
Lalu peso Filipina menguat 0,23%, yuan China menguat 0,07%, ringgit Malaysia naik 0,13%, dan baht Thailand melemah 0,07%.
Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas Ibrahim Assuaibi sebelumnya memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah pada kisaran Rp16.660 hingga Rp16.690 per dolar AS.
Menurut Ibrahim, fokus pasar global pada pekan ini tertuju pada rilis data ketenagakerjaan sektor non-pertanian AS (NFP) serta data inflasi konsumen (CPI) untuk November. Kedua data tersebut dijadwalkan rilis pada Selasa dan Kamis.
Baca Juga
- Nilai Tukar Rupiah Ditutup Melemah ke Rp16.667, Dolar AS Menguat Tipis
- Rupiah Melemah, Cek Kurs Dolar AS di Bank Mandiri, BNI, BCA, dan BRI
- Rupiah Melemah ke Rp16.653 pada Awal Perdagangan, Dolar AS Ikut Terkoreksi
Ibrahim menjelaskan bahwa rilis data NFP kali ini akan menjadi perhatian khusus karena sempat mengalami penundaan akibat penutupan pemerintahan AS yang berkepanjangan pada Oktober dan November.
“Pasar akan mencermati apakah ada tanda-tanda pelonggaran pertumbuhan tenaga kerja dan pendinginan inflasi, karena dua faktor itu menjadi pertimbangan utama The Fed dalam menentukan arah suku bunga,” ujarnya.
Dari perspektif domestik dan global dalam jangka menengah, Ibrahim memandang tahun 2026 berpotensi menjadi periode yang penuh ketidakpastian. Kompetisi antarnegara besar diperkirakan semakin tajam, aliansi global berpotensi bergeser, dan konflik regional berisiko meluas.
Dia juga menambahkan bahwa sejumlah lembaga internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, Bank Sentral Eropa (ECB), dan OECD telah memproyeksikan perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang bakal disertai fragmentasi dan transformasi struktural.

/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fimages%2F2025%2F10%2F28%2Fb32d9323c57e92c45310989b0361167f-20251028TOK8.jpg)

