Berlin (ANTARA) - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin (15/12) mengakhiri pembicaraan panjang dengan utusan khusus Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Steve Witkoff serta menantu Trump, Jared Kushner di Berlin, Jerman.
Zelensky menggambarkan pembicaraan tersebut sebagai "produktif".
Pembahasan Zelensky dengan Witkoff dan Kushner berlangsung lebih dari lima jam pada Minggu (14/12) dan sekitar dua jam pada Senin.
Pada Senin yang sama, dalam Forum Bisnis Jerman-Ukraina kedelapan di Berlin, Zelensky mengatakan dia telah melakukan "pembicaraan penting" dengan pihak AS, yang "selalu kompleks, tidak pernah mudah."
"Namun, pembicaraan kali ini sangat produktif," ujarnya, seraya menambahkan bahwa kedua pihak berhasil membahas banyak detail.
Zelensky menekankan pentingnya menjaga martabat Ukraina. Dia juga mengatakan bahwa upaya untuk mengakhiri konflik ini melalui jalur diplomasi akan terus berlanjut.
Usai perundingan dengan pihak AS pada Senin, negosiator perdamaian utama Ukraina, Rustem Umerov, menyatakan melalui platform media sosial X bahwa perundingan berlangsung konstruktif dan produktif, dengan "kemajuan nyata telah dicapai."
"Kami berharap dapat mencapai kesepakatan yang pada akhirnya akan membawa kami lebih dekat menuju perdamaian," kata Umerov, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina tersebut.
Umerov menyampaikan bahwa tim AS yang dipimpin Witkoff dan Kushner sedang "bekerja dengan sangat konstruktif" untuk membantu Ukraina menemukan jalan menuju perjanjian damai yang berkelanjutan.
Witkoff mengatakan pada Minggu malam melalui X bahwa "para perwakilan menggelar diskusi mendalam mengenai rencana perdamaian 20 poin, agenda ekonomi, dan berbagai isu lainnya".
Menurut surat kabar Jerman Die Welt, para negosiator AS mendesak Ukraina untuk melepaskan wilayah Donbas.
Zelensky pada Minggu mengatakan bahwa rencana usulan AS untuk membentuk "zona ekonomi bebas" di sebagian wilayah Donbas timur tidak adil, dengan alasan belum adanya kejelasan terkait pemerintahan wilayah tersebut.
Usai pembicaraan itu, Zelensky bertemu dengan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier dan Presiden Bundestag Julia Kloeckner.
Dalam sebuah pernyataan, Zelensky mengatakan bahwa dia dan Steinmeier membahas pengembangan dokumen kerangka kerja untuk mengakhiri konflik serta isi sejumlah poin spesifik. Kedua pihak memiliki pandangan yang sama mengenai pentingnya menjamin kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina, serta perlindungan kepentingan nasionalnya, demikian bunyi pernyataan tersebut.
Dengan Kloeckner, Zelensky juga membahas mekanisme pemanfaatan aset Rusia yang dibekukan untuk kepentingan Ukraina. Ia menghargai kepemimpinan Jerman dalam isu tersebut.
Zelensky menggambarkan pembicaraan tersebut sebagai "produktif".
Pembahasan Zelensky dengan Witkoff dan Kushner berlangsung lebih dari lima jam pada Minggu (14/12) dan sekitar dua jam pada Senin.
Pada Senin yang sama, dalam Forum Bisnis Jerman-Ukraina kedelapan di Berlin, Zelensky mengatakan dia telah melakukan "pembicaraan penting" dengan pihak AS, yang "selalu kompleks, tidak pernah mudah."
"Namun, pembicaraan kali ini sangat produktif," ujarnya, seraya menambahkan bahwa kedua pihak berhasil membahas banyak detail.
Zelensky menekankan pentingnya menjaga martabat Ukraina. Dia juga mengatakan bahwa upaya untuk mengakhiri konflik ini melalui jalur diplomasi akan terus berlanjut.
Usai perundingan dengan pihak AS pada Senin, negosiator perdamaian utama Ukraina, Rustem Umerov, menyatakan melalui platform media sosial X bahwa perundingan berlangsung konstruktif dan produktif, dengan "kemajuan nyata telah dicapai."
"Kami berharap dapat mencapai kesepakatan yang pada akhirnya akan membawa kami lebih dekat menuju perdamaian," kata Umerov, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina tersebut.
Umerov menyampaikan bahwa tim AS yang dipimpin Witkoff dan Kushner sedang "bekerja dengan sangat konstruktif" untuk membantu Ukraina menemukan jalan menuju perjanjian damai yang berkelanjutan.
Witkoff mengatakan pada Minggu malam melalui X bahwa "para perwakilan menggelar diskusi mendalam mengenai rencana perdamaian 20 poin, agenda ekonomi, dan berbagai isu lainnya".
Menurut surat kabar Jerman Die Welt, para negosiator AS mendesak Ukraina untuk melepaskan wilayah Donbas.
Zelensky pada Minggu mengatakan bahwa rencana usulan AS untuk membentuk "zona ekonomi bebas" di sebagian wilayah Donbas timur tidak adil, dengan alasan belum adanya kejelasan terkait pemerintahan wilayah tersebut.
Usai pembicaraan itu, Zelensky bertemu dengan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier dan Presiden Bundestag Julia Kloeckner.
Dalam sebuah pernyataan, Zelensky mengatakan bahwa dia dan Steinmeier membahas pengembangan dokumen kerangka kerja untuk mengakhiri konflik serta isi sejumlah poin spesifik. Kedua pihak memiliki pandangan yang sama mengenai pentingnya menjamin kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina, serta perlindungan kepentingan nasionalnya, demikian bunyi pernyataan tersebut.
Dengan Kloeckner, Zelensky juga membahas mekanisme pemanfaatan aset Rusia yang dibekukan untuk kepentingan Ukraina. Ia menghargai kepemimpinan Jerman dalam isu tersebut.




