SURABAYA, KOMPAS - Keberadaan bibit siklon tropis 93S di Samudra Hindia memicu hujan dan banjir yang menerjang lima dari sembilan kabupaten/kota di Pulau Bali sepekan terakhir. Potensi cuaca buruk di Pulau Bali, tujuan wisata favorit wisatawan domestik dan internasional, diprediksi masih terjadi pada masa liburan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat, lima daerah terdampak banjir itu adalah Kabupaten Karangasem, Badung, Gianyar, dan Jembrana serta Kota Denpasar. Banjir datang ke Karangasem pada Kamis (11/12/2025). Pada Minggu (14/12/2025) giliran Badung dan Denpasar, lalu pada Senin (15/12/2025) banjir menimpa Gianyar dan Jembrana.
”Banjir masih berpotensi terjadi beberapa hari mendatang,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bali I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya saat dihubungi dari Surabaya, Jawa Timur, Selasa (16/12/2025). Cuaca buruk sepekan terakhir di Nusa Dewata dipicu oleh keberadaan bibit badai 93S di Samudra Hindia, yakni di selatan Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.
Bhusana Yadnya melanjutkan, berdasarkan laporan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bibit siklon 93S menjauh ke barat daya. Oleh karena menjauh, peluang menjadi siklon atau badai menurun. Namun, dampaknya masih terasa, yakni potensi curah hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi.
Di Karangasem, curah hujan tinggi memicu sungai meluap dan banjir. Sebanyak 50 keluarga terdampak dan banjir merusak dua sekolah. Di Denpasar, ibu kota Bali, banjir muncul di 19 lokasi.
Di Badung, banjir tercatat di 14 lokasi dan mengakibatkan kematian seorang turis perempuan asal Rusia berusia 30 tahun. Korban terjatuh dan tenggelam bersama sepeda motornya di gorong-gorong jembatan Jalan Krisnantara, Desa Tibuteneng, Kecamatan Kuta Utara, Badung. Jenazah korban telah dievakuasi pada Minggu (14/12/2025) menjelang pukul 11.00 Wita.
Di Denpasar dan Badung, kabupaten yang pernah menjadi induk Denpasar, banjir berdampak terhadap hampir 200 keluarga. Di kedua daerah ini, tim pencarian dan pertolongan (SAR) sempat mengevakuasi turis mancanegara dari penginapan atau kawasan wisata yang kebanjiran.
Di Gianyar, banjir terjadi di 5 lokasi dan sempat merendam jalan utama. Banjir dengan tinggi mencapai lebih dari 1 meter juga membuat tembok rumah seorang warga roboh. Tembok tumbang ke jalan raya sehingga menutupi prasarana sehingga sempat terjadi kemacetan lalu lintas. Seorang warga dilaporkan terluka.
Bencana hidrometeorologi itu mengingatkan tragedi serupa yang menimpa sembilan atau seluruh kota/kabupaten pada 9-10 September 2025. Ketika itu banjir bandang dan tanah longsor mengakibatkan 18 orang tewas, 3 orang hilang, dan sekitar 700 keluarga mengungsi.
”Di Denpasar dan Badung, lokasi banjir tidak sebanyak pada September 2025 lalu. Lokasi banjir saat ini pun berbeda serta karakter hujannya berbeda,” ujar Bhusana Yadnya. Sepekan ini, banjir disertai pohon tumbang karena hujan deras dan angin kencang. Waktu hujan dan angin relatif singkat, tetapi cenderung ekstrem.
Sungai dan drainase tak mampu menyalurkan air sehingga meluap dan terjadi banjir. Namun, banjir mulai surut beberapa jam kemudian. Warga yang terdampak tidak sampai mengungsi. Begitu banjir surut, mereka kembali ke rumah untuk membersihkan bekas banjir.
”Bali perlu rekayasa tata ruang dan sistem drainase untuk mengantisipasi banjir saat musim hujan,” kata Bhusana Yadnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Guswanto mengimbau masyarakat mewaspadai pergerakan bibit 93S meskipun menjauh dari Indonesia. Namun, potensi dampaknya diprediksi masih ada sampai akhir pekan ini, bahkan ada kemungkinan sampai Januari 2026.
Guswanto melanjutkan, dampak tidak langsung bibit 93S ialah potensi cuaca ekstrem. ”Hujan dengan intensitas sedang-lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi di selatan Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara,” katanya.
Laman bmkg.go.id memuat prakiraan cuaca selama kurun 17-25 Desember 2025 untuk setiap kabupaten/kota di Bali Di Jembrana, empat hari ke depan diprediksi hujan ringan, selanjutnya dua hari berawan dan tiga hari hujan ringan.
Di Tabanan, empat hari mendatang juga diprediksi hujan ringan, lalu udara kabur. Di Badung, prakiraan cuacanya hujan ringan dan berawan silih berganti hari ke hari. Di Gianyar dan Klungkung, dua hari ke depan diprediksi hujan ringan, lalu berawan sampai Natal. Di Bangli, dua hari ke depan akan hujan ringan, lalu silih berganti berawan dan udara kabur.
Di Karangasem, dua hari ini masih akan terjadi hujan petir diikuti dua hari hujan ringan dan beberapa hari berawan. Pada Natal, di Karangasem diprediksi akan turun hujan. Sementara cuaca di Buleleng mayoritas diperkirakan berawan sampai Natal. Di Denpasar, tiga hari ke depan akan hujan ringan, lalu berawan.
Dari laman maritim.bmkg.go.id, tinggi gelombang di perairan bagian selatan Pulau Bali masuk kategori sedang, yakni 1,25 meter sampai 2,5 meter. Di perairan ini, tinggi gelombang mencapai 1,4 meter - 1,8 meter. Perairan utara Pulau Bali atau Laut Jawa dalam kondisi tenang dengan prediksi tinggi gelombang sekitar 0,5 meter. Namun, situasi gelombang ini hanya berlaku dalam hitungan jam atau bukan harian, apalagi sepekan, dasarian, atau bulanan.
Secara terpisah, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Denpasar I Nyoman Sidakarya mengatakan, tim SAR telah disiagakan untuk menjalankan operasi.
Pemerintah daerah dan masyarakat Bali diminta terus mencermati informasi cuaca, terutama peringatan dini dari BMKG. Untuk masyarakat dan turis yang akan datang sebaiknya siaga untuk tindakan darurat ketika bencana terjadi. Identifikasi sejumlah tempat aman terdekat untuk rencana dan darurat evakuasi. Segera hubungi petugas saat menghadapi kendala dalam tindakan darurat.




