Penulis: Riadatussholihah
TVRINews, Kabupaten Lombok Barat
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meresmikan Gerakan Desa Berdaya upaya untuk menekan angka kemiskinan dan memperkuat pemberdayaan masyarakat desa.
Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, menegaskan program ini harus berjalan pada 1 Januari mendatang. Melalui Gerakan Desa Berdaya.
“Pemprov NTB berharap dapat menghilangkan 2 persen kemiskinan ekstrem yang menjerat 106 desa di NTB pada 2029 mendatang,” jelas Lalu Muhamad Iqbal, Rabu, 17 Desember 2025.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan NTB mengalami penurunan dari 11,91 persen pada kuartal 1 tahun 2024-2025 menjadi 11,78 persen pada kuartal 2 tahun 2025.
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat menyambut baik dan berkomitmen bersinergi dengan Pemprov NTB dalam menuntaskan kemiskinan berbasis data faktual dan kolaborasi lintas sektor. Bupati Lombok Barat, Lalu Ahmad Zaini, menegaskan program Desa Berdaya selaras dengan program Lombok Barat, yaitu Sejahtera dari Desa.
“Program ini sangat tepat dalam mengentaskan kemiskinan. Desa Berdaya mulai menyasar lima desa di Lombok Barat yang dinilai masih memiliki tingkat kerentanan ekonomi tinggi,” ujar Lalu Ahmad Zaini.
Melalui program Sejahtera dari Desa, Pemkab Lombok Barat mengalokasikan anggaran satu miliar Rupiah per desa sesuai usulan masing-masing desa.
Pemkab Lombok Barat optimis melalui kolaborasi lintas sektor dan pendekatan berbasis desa, program yang dijadwalkan akan mulai berjalan tahun depan dapat mencapai penghapusan kemiskinan ekstrem secara berkelanjutan.
Untuk mendukung pelaksanaan program, Pemkab Lombok Barat menghadirkan 35 pendamping desa untuk lima lokasi desa sasaran tahap awal. Salah satu pendamping Desa Berdaya, Wawan, menyatakan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota, camat, dan kelurahan.
“Pada Januari mendatang, kami akan turun untuk memverifikasi data yang diterbitkan oleh BPS. Dalam pendampingan Desa Berdaya ini, satu pendamping rata-rata akan mengawal 50 Kepala Keluarga,” kata Wawan.
Verifikasi data keluarga miskin dilakukan bersinergi bersama verifikator kabupaten serta melibatkan pendamping desa. Data kemiskinan tersebut selanjutnya menjadi rujukan bagi setiap desa dalam mendapatkan dukungan anggaran berupa program kegiatan pemberdayaan, bukan bantuan tunai langsung.
Kepala Desa Taman Ayu, Tajudin, menyatakan mendukung program Desa Berdaya ini hingga tidak ada satupun warga yang tertinggal. Menurutnya, program Desa Berdaya sangat positif untuk memberikan ruang bagi masyarakat yang selama ini tertinggal.
“Kami minta verifikasi atau pendataan harus sesuai data yang valid di desa sehingga program ini dapat tepat sasaran,” harap Tajudin.
Respon positif juga datang dari masyarakat. Salah satu pelaku UMKM, Zainab, menyambut antusias program ini.
"Melalui program ini masyarakat mendapatkan pendampingan secara langsung dalam mengembangkan usaha," ujarnya.
Tokoh pemuda setempat, Mursidin, mengungkapkan dukungannya dalam program Desa Berdaya untuk pengentasan kemiskinan. Ia berharap pelaksanaan program sesuai dengan data dari desa dan diharapkan agar tepat sasaran, sehingga tidak ada satupun warga tertinggal dalam program tersebut.
“Kami juga mengharapkan perhatian pemerintah provinsi terkait infrastruktur ruas jalan yang rusak di desa kami,” tutup Mursidin.
Editor: Redaktur TVRINews





