PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyiapkan anggaran belanja modal Rp6,4 triliun untuk InfraNexia.
IDXChannel - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyiapkan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp6,4 triliun untuk PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TFI) atau InfraNexia pada tahun depan.
Alokasi diperuntukkan bagi anak perusahaan Telkom tersebut setelah pisah (spin-off) dari induknya. InfraNexia berdiri sebagai entitas terpisah dan akan mengelola aset fiber-optic Telkom Group dengan nilai Rp35 triliun.
Direktur Utama TLKM, Dian Siswarini mengatakan, capex tersebut akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur. efisiensi jaringan, serta perluasan penetrasi fiber-optic ke wilayah-wilayah yang selama ini belum terlayani.
“Efisiensi akan dilakukan secara bertahap melalui rekonfigurasi jaringan, re-design, dan penyesuaian standardisasi agar tetap kompetitif di pasar,” kata Dian saat konferensi pers di Telkom Hub, Jakarta, Kamis (18/12/2025).
Sebagai informasi, Telkom telah memperoleh persetujuan pemegang saham independen atas pemisahan (spin-off) sebagian bisnis dan aset Wholesale Fiber Connectivity kepada PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) atau InfraNexia. Keputusan itu disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 12 Desember 2025 lalu.
Aksi korporasi yang tergolong sebagai transaksi afiliasi sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 42/POJK.04/2020 tersebut telah memenuhi ketentuan kuorum dan disetujui oleh mayoritas pemegang saham independen.
Langkah tersebut merupakan bagian dari strategi transformasi TLKM 30 yang dijalankan Telkom. Melalui strategi itu, TLKM menegaskan komitmennya dalam mendukung percepatan pembangunan ekosistem konektivitas digital yang merata di seluruh Indonesia.
Lebih lanjut, InfraNexia diproyeksikan menjadi salah satu penggerak pertumbuhan baru bagi Telkom Group. Optimalisasi aset infrastruktur fiber dan peningkatan kualitas layanan infrastruktur digital diharapkan dapat memberikan nilai tambah sekaligus memperkuat kinerja perseroan secara berkelanjutan.
(Rahmat Fiansyah/Nasywa Salsabila)
