Wall Street Ditutup Menguat Usai Data Inflasi AS Melandai

kumparan.com
10 jam lalu
Cover Berita

Indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup menguat pada perdagangan Kamis (18/12). Laporan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed). Selain itu, proyeksi kinerja yang sangat kuat dari produsen chip Micron menjadi sinyal solidnya permintaan kecerdasan buatan (AI).

Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 65,88 poin atau 0,14 persen ke level 47.951,85. Indeks S&P 500 (.SPX) menguat 53,33 poin atau 0,79 persen ke 6.774,76, sedangkan Nasdaq Composite (.IXIC) melonjak 313,04 poin atau 1,38 persen ke 23.006,36.

Laporan Indeks Harga Konsumen AS (CPI) pun menunjukkan harga konsumen naik lebih rendah dari perkiraan secara tahunan hingga November. Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) di bawah Departemen Tenaga Kerja AS tidak merilis data perubahan CPI bulanan karena penutupan sebagian pemerintahan selama 43 hari menghambat pengumpulan data Oktober.

“Laporan CPI yang konstruktif ini mulai meredakan tekanan terhadap para pembuat kebijakan, sehingga mereka berpotensi lebih nyaman memangkas suku bunga tahun depan. Namun, kami masih ingin melihat konfirmasi pada bulan depan untuk memastikan tidak ada distorsi berlebihan akibat penutupan pemerintahan,” kata kepala riset pasar modal di U.S. Bank Asset Management Group, Bill Merz.

Ketiga indeks utama tersebut bangkit dari posisi terendah dalam tiga pekan terakhir. Indeks Russell 2000, yang melacak saham-saham berkapitalisasi kecil yang sensitif terhadap suku bunga, juga menguat 0,8 persen.

Laporan klaim tunjangan pengangguran menunjukkan jumlah pengajuan baru turun pada pekan lalu, berbalik arah dari lonjakan pada pekan sebelumnya, yang mengindikasikan kondisi pasar tenaga kerja tetap stabil pada Desember.

Sebelumnya pada pekan ini, laporan ketenagakerjaan resmi menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS kembali meningkat pada November, sementara tingkat pengangguran naik ke 4,6 persen.

Pelaku pasar kini melihat peluang sebesar 58 persen untuk langkah kebijakan yang lebih longgar atau dovish dari The Fed pada Maret, menurut CME FedWatch Tool.

Enam dari 11 sektor di indeks S&P 500 mencatatkan kenaikan, dipimpin oleh sektor consumer discretionary yang naik 1,78 persen. Saham Lululemon melonjak 3,5 persen setelah laporan menyebutkan investor aktivis Elliott telah mengakuisisi saham senilai lebih dari USD 1 miliar di perusahaan pakaian olahraga tersebut. Saham Starbucks juga menguat 4,9 persen.

Di sektor teknologi, Micron Technology melesat 10,2 persen setelah perusahaan tersebut memproyeksikan laba kuartalan hampir dua kali lipat dari ekspektasi analis, didorong oleh kuatnya permintaan terkait AI. Saham perusahaan memori lainnya, termasuk SanDisk dan Western Digital, juga melonjak, sementara indeks Philadelphia SE Semiconductor naik 2,6 persen.

Adapun belanja besar-besaran perusahaan yang dibiayai utang untuk pengembangan teknologi AI, serta ketidakpastian terkait strategi monetisasinya tersebut sempat membebani minat risiko pasar pada kuartal ini.

Saham Oracle naik 0,9 persen, pulih dari penurunan pada Rabu setelah rencana pendanaan pusat data Stargate memicu aksi jual luas di pasar saham. Kemudian, saham Trump Media & Technology melonjak 41 persen setelah perusahaan tersebut dan perusahaan energi fusi TAE Technologies menyatakan telah sepakat untuk bergabung dalam transaksi seluruh saham dengan valuasi lebih dari USD 6 miliar.

Jumlah saham yang menguat melampaui saham yang melemah dengan rasio 1,9 banding 1 di Bursa Efek New York (NYSE). Tercatat 216 saham mencetak level tertinggi baru dan 105 saham mencatat level terendah baru di NYSE. Di Nasdaq, sebanyak 2.892 saham menguat dan 1.773 saham melemah, dengan rasio saham naik terhadap turun sebesar 1,63 banding 1.

Indeks S&P 500 membukukan 15 level tertinggi baru dalam 52 minggu dan tidak mencatatkan level terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencatat 112 level tertinggi baru dan 178 level terendah baru.

Sementara volume transaksi di bursa AS mencapai 16,89 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 16,96 miliar saham per sesi penuh dalam 20 hari perdagangan terakhir.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
AS Abaikan Isu Korea Utara di Strategi Keamanan Terbaru, Bikin Korea Selatan Was-Was
• 23 jam lalukompas.tv
thumb
Keterlibatan Orangtua, Kunci Pengasuhan yang Berkualitas
• 2 jam lalukompas.id
thumb
Semen Baturaja (SMBR) Catat Pendapatan Rp1,78 Triliun, Naik 27 Persen
• 22 jam laluidxchannel.com
thumb
Buruh Jatim Tolak Formula UMP Pemerintah: Hanya Terpisah Jalan, Selisih UMK Rp2 Juta
• 22 jam lalubisnis.com
thumb
Krisis Bantuan, Korban Banjir di Aceh Sedang tidak Baik-Baik Saja
• 4 jam lalumediaindonesia.com
Berhasil disimpan.