Jakarta (ANTARA) - Badan Komunikasi Pemerintah (Bakom) RI mempublikasikan dedikasi Afriza Amelia, salah satu dokter yang membantu proses persalinan bayi kembar di tengah bencana banjir Langkat, Sumatera Utara (Sumut).
Dalam keterangannya di Jakarta, Senin, kisah itu bermula saat Rajula (38) yang tengah hamil besar harus dievakuasi dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara, pada 29 November 2025 karena rumah sakit tak mampu melayani persalinannya.
"Saat itu situasi sedang tak menentu akibat bencana banjir dan longsor yang baru saja terjadi beberapa hari sebelumnya," demikian petikan keterangan Bakom RI.
RSUD Tanjung Pura jadi salah satu fasilitas kesehatan yang terdampak bencana. Mobil ambulans milik RSUD pun tak bisa digunakan.
Baca juga: Mendagri dampingi Presiden tinjau lokasi pengungsi banjir di Langkat
Singkat cerita, pihak rumah sakit menghubungi Puskesmas Stabat Lama untuk segera membawa Rajula dengan ambulans ke rumah sakit lain.
"Pada saat bencana banjir kemarin, ada ibu hamil di Rumah Sakit Umum Tanjung Pura, kebetulan rumah sakit itu terdampak banjir sehingga mereka tidak bisa memberikan pelayanan," kata Dokter Umum Puskesmas Stabat Lama Afriza dalam wawancara dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Petugas Puskesmas Stabat Lama langsung merespons panggilan darurat itu dan datang ke RSUD Tanjung Pura. Afriza jadi salah satu dokter yang ditugaskan.
Ia dan tim puskesmas membawa Rajula dengan ambulans menuju RS Putri Bidadari. "Kebetulan Rumah Sakit Putri Bidadari tidak terdampak, jadi mereka tetap bisa beroperasi seperti biasa," tutur Afriza.
Namun, lanjut Afriza, pasien tersebut sudah mengalami kontraksi yang cukup panjang dengan intensitas kuat.
Baca juga: Bupati Langkat instruksikan camat pastikan bantuan tepat sasaran
Rajula tak bisa lagi menahannya, sehingga melahirkan bayi di dalam ambulans. Afriza yang ada di dalam ambulans itu membantu proses persalinan Rajula.
"Ternyata sebelum sampai Rumah Sakit Putri Bidadari, ibunya sudah melahirkan. Kebetulan saya memang ada di situ. Ibunya mungkin sudah tidak tahan karena sudah kontraksi di jalan, akhirnya ibunya melahirkan di dalam ambulans," katanya.
Afriza mengatakan dua bayi perempuan kembar lahir dengan sehat dan selamat. Mereka diberi nama Hana dan Hani. Hana lahir dengan berat 2,3 kilogram, sementara Hani lahir dengan berat 2,1 kilogram.
"Anaknya kembar. Ibunya sehat, anaknya juga sehat," ucap dia.
Baca juga: Kodam I/BB lanjutkan bangun jembatan di Langkat permudah akses warga
Dalam keterangannya di Jakarta, Senin, kisah itu bermula saat Rajula (38) yang tengah hamil besar harus dievakuasi dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara, pada 29 November 2025 karena rumah sakit tak mampu melayani persalinannya.
"Saat itu situasi sedang tak menentu akibat bencana banjir dan longsor yang baru saja terjadi beberapa hari sebelumnya," demikian petikan keterangan Bakom RI.
RSUD Tanjung Pura jadi salah satu fasilitas kesehatan yang terdampak bencana. Mobil ambulans milik RSUD pun tak bisa digunakan.
Baca juga: Mendagri dampingi Presiden tinjau lokasi pengungsi banjir di Langkat
Singkat cerita, pihak rumah sakit menghubungi Puskesmas Stabat Lama untuk segera membawa Rajula dengan ambulans ke rumah sakit lain.
"Pada saat bencana banjir kemarin, ada ibu hamil di Rumah Sakit Umum Tanjung Pura, kebetulan rumah sakit itu terdampak banjir sehingga mereka tidak bisa memberikan pelayanan," kata Dokter Umum Puskesmas Stabat Lama Afriza dalam wawancara dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Petugas Puskesmas Stabat Lama langsung merespons panggilan darurat itu dan datang ke RSUD Tanjung Pura. Afriza jadi salah satu dokter yang ditugaskan.
Ia dan tim puskesmas membawa Rajula dengan ambulans menuju RS Putri Bidadari. "Kebetulan Rumah Sakit Putri Bidadari tidak terdampak, jadi mereka tetap bisa beroperasi seperti biasa," tutur Afriza.
Namun, lanjut Afriza, pasien tersebut sudah mengalami kontraksi yang cukup panjang dengan intensitas kuat.
Baca juga: Bupati Langkat instruksikan camat pastikan bantuan tepat sasaran
Rajula tak bisa lagi menahannya, sehingga melahirkan bayi di dalam ambulans. Afriza yang ada di dalam ambulans itu membantu proses persalinan Rajula.
"Ternyata sebelum sampai Rumah Sakit Putri Bidadari, ibunya sudah melahirkan. Kebetulan saya memang ada di situ. Ibunya mungkin sudah tidak tahan karena sudah kontraksi di jalan, akhirnya ibunya melahirkan di dalam ambulans," katanya.
Afriza mengatakan dua bayi perempuan kembar lahir dengan sehat dan selamat. Mereka diberi nama Hana dan Hani. Hana lahir dengan berat 2,3 kilogram, sementara Hani lahir dengan berat 2,1 kilogram.
"Anaknya kembar. Ibunya sehat, anaknya juga sehat," ucap dia.
Baca juga: Kodam I/BB lanjutkan bangun jembatan di Langkat permudah akses warga




