OTORITAS Turki mengungkapkan pesawat yang membawa Panglima Angkatan Darat Libia, Jenderal Mohammed Ali Ahmed al-Haddad sempat melaporkan gangguan listrik sebelum akhirnya jatuh.
Pesawat berjenis Falcon 50 tersebut mengangkut delapan orang, yang terdiri dari Jenderal Haddad, empat orang rombongannya, dan tiga awak pesawat. Jet tersebut lepas landas dari Bandara Esenboga, Ankara, dengan tujuan Tripoli, Libia.
Upaya pencarian yang dilakukan tim gendarmerie Turki membuahkan hasil. Puing-puing pesawat ditemukan di dekat desa Kesikkavak, distrik Haymana, sekitar 74 kilometer di sebelah barat daya Ankara. Lokasi jatuhnya pesawat diperkirakan hanya berjarak dua kilometer dari pemukiman warga tersebut.
Yerlikaya menambahkan saat ini penyelidikan sedang berlangsung untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan. Publik akan terus diinformasikan mengenai perkembangan lebih lanjut.
Kronologi KejadianMenteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, menjelaskan melalui platform X bahwa sinyal pesawat hilang pada pukul 20.52 waktu setempat, atau sekitar 42 menit setelah lepas landas. Sebelum hilang kontak, kru pesawat sempat menghubungi pusat kendali lalu lintas udara untuk meminta pendaratan darurat.
Burhanettin Duran, Kepala Direktorat Komunikasi Kepresidenan Turki, memberikan rincian lebih lanjut mengenai kondisi terakhir pesawat.
"Sebuah jet pribadi yang membawa Kepala Staf Umum Libya Mohammed al-Haddad, empat anggota rombongannya, dan tiga awak pesawat melaporkan keadaan darurat kepada pusat kendali lalu lintas udara karena kegagalan listrik, serta meminta pendaratan darurat," ungkap Duran melalui akun X miliknya.
Duka Mendalam bagi LibiaPerdana Menteri Pemerintah Persatuan Nasional (GNU) Libia yang diakui secara internasional, Abdul Hamid Dbeibeh, mengonfirmasi kematian Jenderal Haddad dan para pejabat militer senior lainnya. Dbeibeh menyebut insiden ini sebagai kehilangan besar bagi kedaulatan negara.
"Ini adalah kehilangan besar bagi bangsa. Libia telah kehilangan orang-orang yang melayani negaranya dengan keikhlasan dan dedikasi," ujar Dbeibeh.
Jenderal Haddad dan timnya berada di Turki dalam rangka kunjungan kerja untuk memperkuat kerja sama militer dan keamanan antara kedua negara. Turki sendiri merupakan mitra strategis utama Libia sejak intervensi militer tahun 2019 yang membantu mempertahankan pemerintahan di Tripoli. Hubungan kedua negara terus menguat melalui ikatan politik, militer, dan ekonomi yang erat. (AFP/BBC/Z-2)



