Liburan sering identik dengan momen bahagia bersama keluarga. Namun, terkadang momen liburan tidak selalu berjalan sesuai rencana. Misalnya, Anda atau pun anak bisa mengalami rasa kecewa, cemas, dan kewalahan ketika liburan justru tidak sesuai dengan yang dibayangkan.
Ya Moms, perubahan rutinitas, jadwal yang padat, hingga dinamika keluarga yang berbeda bisa menjadi pemicu stres tersendiri bagi anak. Apalagi, aktivitas selama liburan yang tidak seperti bayangan yang dilihat anak di film, iklan, atau media sosial.
Tetap tenang! Psikiater anak dari Rumah Sakit Anak Golisano UR Medicine, Dr. Laura Cardella, MD, membagikan sejumlah tips yang bisa membantu keluarga mengelola stres liburan bersama anak.
Anak Stres saat Liburan? Hadapi dengan Tips Ini!1. Menjaga Rutinitas Sebisa Mungkin
Dikutip dari laman University of Rochester Medical Center, perubahan rutinitas dapat menjadi tantangan bagi siapa pun, terutama anak-anak. Karena itu, orang tua disarankan untuk tetap menjaga jadwal harian anak sebisa mungkin, meskipun sedang liburan.
Konsistensi waktu tidur, makan, dan bermain membantu anak merasa lebih aman dan stabil, meski aktivitas liburan cenderung lebih padat dari biasanya.
2. Libatkan Anak dengan Memberi Penjelasan
Memberi tahu anak tentang rencana liburan dapat membantu mengurangi kecemasan dan membuat mereka merasa dilibatkan. Jadwal liburan memang kerap berubah, terutama jika melibatkan perjalanan atau pertemuan keluarga besar.
Namun, anak akan lebih mudah beradaptasi ketika mereka tahu apa yang akan terjadi. Orang tua bisa berbagi cerita tentang ke mana akan pergi, siapa saja yang akan ditemui, serta aktivitas apa yang bisa dinantikan.
3. Orang Tua Perlu Menjaga Diri Sendiri
Anak sangat peka terhadap emosi orang dewasa, bahkan ketika perasaan tersebut tidak diungkapkan secara langsung. Saat orang tua merasa stres, anak pun bisa ikut merasakannya.
Karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali batasan diri selama liburan dan menyadari bahwa tidak apa-apa menolak komitmen yang terasa terlalu berat.
Ketika stres muncul, bicarakan kondisi tersebut kepada anak dengan cara yang sesuai usia, misalnya dengan menjelaskan bahwa orang tua sedang banyak pikiran dan mungkin tampak lebih cemas dari biasanya.
Jika membutuhkan dukungan, orang tua juga dianjurkan untuk meminta bantuan dari teman, keluarga, atau tenaga profesional. Sikap ini sekaligus menjadi contoh bagi anak tentang cara menghadapi masalah secara sehat.
4. Menerima dan Beradaptasi dengan Dinamika Keluarga
Pertemuan keluarga saat liburan bisa menjadi momen menyenangkan, tetapi tak jarang juga memunculkan konflik lama. Situasi ini bisa dimanfaatkan sebagai kesempatan bagi orang tua untuk menunjukkan contoh komunikasi yang sehat kepada anak.
Orang tua diingatkan bahwa mereka tidak bisa mengontrol tindakan orang lain, hanya respons diri sendiri. Menetapkan ekspektasi yang realistis, bersikap sabar, dan menerima perbedaan dapat membantu meredakan ketegangan.
Jika konflik muncul, menunjukkan ketenangan, misalnya dengan menjauh dari perdebatan, bisa menjadi pelajaran berharga bagi anak dalam mengelola emosi.


