EtIndonesia. Ungkapan “cara berpikir menentukan jalan keluar, sudut pandang menentukan kekayaan, dan kekayaan sesungguhnya ada di dalam pikiran kita” mungkin terdengar sulit diterima, bahkan bisa membuat orang merasa bingung. Namun, hal itu tidak masalah.
Kita mungkin sepakat bahwa semua orang kaya di dunia adalah mereka yang unggul dalam kecerdasan dan pemikiran. Kita juga bisa mengakui kenyataan bahwa sebagian besar orang mencari nafkah dengan menjual tenaga, sementara hanya sedikit—bahkan sangat sedikit—yang mampu menggunakan kecerdasan mereka untuk menghasilkan kekayaan yang ratusan atau ribuan kali lipat lebih besar dari orang lain.
Apa pun sudut pandangnya, semua itu membuktikan satu kebenaran yang tak pernah berubah: segelintir orang bisa meraih kekayaan besar karena mereka mampu berpikir dengan cara yang tidak dilakukan oleh kebanyakan orang.
Bisnis Tanpa Modal, Bermodal Pikiran
Tradd adalah seorang insinyur yang ingin terjun ke bisnis minyak, tetapi dia tidak memiliki modal. Suatu hari, dia menonton berita di televisi yang melaporkan bahwa Argentina mengalami kelebihan produksi daging sapi, sementara produk minyak—terutama gas butana—sangat langka.
Dari situ dia mendapat ide: Timur Tengah memiliki minyak melimpah. Jika daging sapi Argentina bisa ditukar dengan minyak dari Timur Tengah, maka peluang bisnis pun terbuka.
Dia pun mulai bertindak:
- Pertama, dia menemui sebuah perusahaan dagang di Argentina dan menandatangani perjanjian pembelian daging sapi, dengan syarat perusahaan tersebut membeli gas butana senilai yang sama darinya.
- Kedua, dia menemui sebuah galangan kapal di Spanyol dan menandatangani perjanjian pembelian sebuah kapal tanker raksasa, dengan syarat galangan tersebut membeli daging sapi darinya.
- Ketiga, dia menemui perusahaan minyak di Timur Tengah dan menandatangani perjanjian pembelian gas butana, dengan syarat pengangkutan dilakukan menggunakan kapal tanker miliknya.
Dengan perputaran cerdas ini, ketiga perjanjian berhasil diwujudkan. Argentina, Spanyol, dan Timur Tengah sama-sama menjual produk surplus mereka dan mendapatkan apa yang dibutuhkan. Sementara Tradd, melalui biaya pengangkutan minyak, berhasil menutup harga kapal tanker tersebut. Setelah semua transaksi selesai, dia pun memiliki sebuah kapal tanker —tanpa mengeluarkan modal uang tunai.
Sekilas kisah ini terdengar seperti mimpi di siang bolong, tetapi kejadiannya nyata dan tak terbantahkan.
Kekayaan Besar Lahir dari Keputusan Cerdas
Sejak dahulu hingga kini, baik di luar negeri maupun di Tiongkok, banyak orang yang meraih kekayaan lewat kecerdasan berpikir. Salah satu contoh paling terkenal adalah Li Ka-shing.
Pada akhir 1950-an, melalui analisis tajam, dia menyadari bahwa Hong Kong akan memasuki era pasca-industri dan pemerintah kolonial Inggris akan menerapkan kebijakan harga tanah tinggi. Melihat peluang ini, Li Ka-shing segera membeli sebidang tanah di wilayah Tuen Mun, New Territories, untuk membangun pabrik.
Namun pada awal 1960-an, bisnis bunga plastik perusahaannya mulai menurun. Menghadapi situasi tersebut, dia dengan tegas mengubah arah bisnis dan terjun besar-besaran ke sektor properti. Dalam waktu singkat, dia membeli ratusan ribu meter persegi tanah dan bangunan tua.
Tak lama kemudian, harga tanah dan properti di Hong Kong melonjak tajam. Li Ka-shing pun melompat dari jutawan menjadi miliarder dan menjelma sebagai raksasa properti Hong Kong.
Ketika Hong Kong mendekati masa kembalinya ke pangkuan Tiongkok, banyak pengusaha yang panik. Mereka khawatir konflik bersenjata akan terjadi, lalu menjual aset dengan harga murah dan bersiap melarikan diri. Namun Li Ka-shing melihatnya berbeda. Dia yakin Tiongkok tidak akan menggunakan kekerasan, dan gejolak tersebut hanya bersifat sementara.
Dia bahkan secara terbuka menyatakan: “Kalian menjual besar-besaran, saya justru membeli besar-besaran.”
Dia membeli gedung demi gedung dengan harga rendah, lalu memanfaatkan saat harga bahan bangunan sedang turun untuk membangun secara besar-besaran. Bisa dikatakan, Li Ka-shing menjadi pengusaha Tionghoa paling sukses di dunia bukan karena dia sudah kaya lalu menghasilkan uang, melainkan karena dia menggunakan kecerdasan untuk menciptakan kekayaan.
Penutup
Hargailah kekuatan berpikir. Setiap orang sesungguhnya memiliki peluang untuk menjadi kaya, karena kekayaan sejati ada di dalam pikiran kita sendiri.(jhn/yn)


:strip_icc()/kly-media-production/medias/5455512/original/072422800_1766671097-unnamed__2_.jpg)


