Bangkit dari Banjir, Asa Warga Aceh Tamiang Mulai Menyala Kembali

viva.co.id
7 jam lalu
Cover Berita

VIVA – Setelah hampir sepekan terisolasi akibat banjir besar, denyut kehidupan di Kabupaten Aceh Tamiang perlahan kembali terasa. Akses transportasi yang sempat terputus kini mulai terbuka, memungkinkan bantuan kemanusiaan menjangkau wilayah-wilayah yang sebelumnya sulit disentuh.

Di balik rumah-rumah yang masih menyisakan lumpur dan fasilitas umum yang rusak, warga Aceh Tamiang mencoba menata ulang rutinitas. Bantuan pangan dan obat-obatan yang mulai berdatangan memberi ruang bagi masyarakat untuk kembali membersihkan lingkungan dan memulai fase pemulihan, meski tantangan masih nyata di depan mata.

Baca Juga :
Siklus Banjir di Aceh Tamiang Makin Cepat, Waspada Bencana Berulang
Polri Bakal Bangun 300 Sumur Bor Air Bersih di Aceh Tamiang, Tersedia di 40 Titik

Selama masa isolasi, warga Aceh Tamiang bertahan dalam keterbatasan. Makanan seadanya, pakaian yang tersisa, dan perlengkapan darurat menjadi sandaran hidup sehari-hari. Kondisi tersebut memaksa banyak keluarga beradaptasi cepat dengan situasi krisis, terutama bagi mereka yang memiliki anak kecil dan lansia.

Presiden RI Prabowo Subianto memeluk anak-anak pengungsi di Aceh Tamiang
Photo :
  • Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden

Namun di tengah situasi sulit itu, semangat justru muncul dari hal-hal sederhana. Anak-anak Aceh Tamiang menyambut kedatangan relawan dengan senyum dan pesan penuh harapan. Dalam sebuah rekaman, mereka menyampaikan dukungan bagi sesama korban bencana di wilayah lain.

“Untuk teman-teman Aceh yang juga terkena bencana, tetap semangat ya,” ujar anak-anak tersebut, Sabtu 20 Desember 2025.

Seiring terbukanya akses, berbagai bantuan kemanusiaan mulai masuk ke wilayah terdampak. Salah satunya berupa kebutuhan dasar masyarakat, mulai dari vitamin, obat-obatan, hingga perlengkapan kebersihan. Bantuan tersebut didistribusikan ke sejumlah wilayah di Aceh, termasuk Banda Aceh, Lhokseumawe, dan Aceh Tamiang.

Selain logistik, keterlibatan relawan juga menjadi bagian penting dalam proses pemulihan. Para relawan turut membantu sejak evakuasi, penyaluran bantuan, hingga pendampingan masyarakat agar dapat kembali beraktivitas secara bertahap.

Koordinator Posko Paya Awe, Akhiruddin, mengungkapkan bahwa banjir sempat merendam desanya hingga setinggi dua meter. Warga terpaksa mengungsi ke balai pengajian tanpa persediaan makanan yang memadai.

“Kami hanya bisa mengungsi. Tidak ada makanan sama sekali, bahkan untuk anak-anak. Dampaknya bagi kami seperti tsunami kedua,” ujarnya.

Meski sekitar 80 persen warga kini sudah kembali ke rumah masing-masing, kebutuhan dasar masih menjadi persoalan utama. Tempat tinggal, kelambu, serta perlengkapan rumah tangga banyak yang rusak dan belum tergantikan.

Baca Juga :
Pemulihan Pascabanjir Aceh Tamiang, Akses Dibuka dan Huntara Mulai Disiapkan
Curah Hujan Tinggi, Banjir Bandang Kembali Terjang Agam Sumbar
Novi Rizki Turun Langsung Bantu Korban Banjir Aceh dan Sumatera Utara, Tak Kuasa Tahan Tangis

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Modifikasi Yamaha XMAX Pakai Emas 18 Karat, Modalnya hampir Rp 1 Miliar
• 4 jam lalukumparan.com
thumb
KAI Daop 1 Jakarta Operasikan 1.732 Kereta Pada Masa Libur Nataru 2025, Meningkat 10 Persen Dibandingkan Tahun Sebelumnya
• 7 jam lalutvonenews.com
thumb
Setop Kasus Izin Tambang Nikel Rp2,7 Triliun, KPK Terbuka Jika Ada Bukti Baru
• 18 jam lalumetrotvnews.com
thumb
PGJO Bentuk Dua Anak Usaha Dagang Batu Bara dan Nikel
• 22 jam laluidxchannel.com
thumb
Anggota DPR Minta Pengibaran Bendera GAM di Aceh Ditangani dengan Dialog, Bukan Kekerasan
• 7 jam lalukompas.com
Berhasil disimpan.