Lebak, VIVA – Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Lebak, Banten, sepanjang Desember 2025 mengakibatkan 146 rumah warga mengalami kerusakan dan satu orang meninggal dunia. Peristiwa ini dipicu hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Sukanta mengimbau masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan masih berlangsung hingga awal tahun depan.
- ANTARA/Mansyur
“Kita minta masyarakat agar tetap mewaspadai cuaca ekstrem hingga Februari 2026 berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG),” kata Sukanta saat dihubungi ANTARA di Lebak, Selasa (30/12/2025).
Ia menjelaskan, kerusakan rumah warga terjadi akibat sejumlah kejadian bencana, mulai dari tanah longsor, banjir, angin kencang, hingga pergerakan tanah yang terjadi di beberapa wilayah.
Berdasarkan data BPBD Lebak, dari total 146 rumah yang terdampak, 56 unit mengalami rusak berat, 58 unit rusak ringan, dan 32 unit rusak sedang. Sejumlah warga yang rumahnya mengalami kerusakan parah terpaksa mengungsi sementara ke rumah sanak saudara.
Dalam peristiwa tersebut, seorang warga Desa Cipayung, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, dilaporkan meninggal dunia setelah rumahnya tertimpa reruntuhan tanah.
“Korban saat itu tengah tertidur pulas pada malam hari,” kata Sukanta, menambahkan bahwa kejadian tersebut berlangsung sekitar sepekan lalu.
BPBD Lebak telah melaporkan kejadian bencana tersebut kepada pimpinan daerah serta menyalurkan bantuan logistik kepada warga terdampak. Bantuan tersebut difokuskan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang terdampak bencana.
“Kita mengutamakan kebutuhan pelayanan dasar kepada warga korban bencana alam agar mereka kehidupan terlayani dengan baik, sehingga dapat mengurangi risiko kebencanaan,” ujar Sukanta. (Sumber ANTARA)




