Bisnis.com, PALEMBANG— Potensi besar komoditas kelapa di Sumatra Selatan (Sumsel) mulai dilirik untuk dikembangkan melalui ekosistem yang lebih terintegrasi pada 2026. Untuk menggenjot pengembangan industri kelapa, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumsel akan memperluas akses pembiayaan dari hulu hingga hilir.
Kepala OJK Provinsi Sumsel Arifin Susanto mengatakan, kelapa merupakan komoditas perkebunan dengan banyak produk turunan.
Air kelapa, daging kelapa, minyak kelapa, batok yang dapat diolah menjadi briket, hingga crude coconut oil (CCO) yang berpotensi menjadi bahan bakar pesawat atau bioavtur, merupakan sebagian produk bernilai ekonomi tinggi.
“Semua bagian kelapa punya manfaat besar dan Sumsel memiliki lahan yang cukup luas,” ujarnya saat diwawancarai, dikutip Jumat (12/12/2025).
Namun, Arifin menilai pengembangan kelapa di Sumsel belum optimal. Hal itu lantaran operasional di sektor ini masih bersifat tradisional, sementara sebagian besar perkebunan didominasi tanaman tua.
Dia mencontohkan keberhasilan pengembangan ekosistem kopi di Sumsel yang telah berjalan sebelumnya. Pendekatan serupa, menurutnya, dapat diterapkan pada komoditas kelapa.
Baca Juga
- 600.000 Bibit Kelapa Dikirim ke Meranti dan Indragiri Hilir untuk Peremajaan
- Menteri Rosan Targetkan Pabrik Hilirisasi Kelapa Rp1,66 triliun Rampung 2026
- Ironi Industri Kelapa RI: Banjir Ekspor ke China, Pasar Domestik Merana
Pihaknya berencana mendorong perluasan akses pembiayaan bagi seluruh rantai usaha, mulai dari petani, pengepul, penyedia jasa angkut, hingga calon eksportir.
“Kopi saat ini ekosistemnya sudah terbentuk dan pembiayaannya mencapai sekitar Rp386 miliar. Keberhasilan itu akan kita terapkan pada komoditas lain, dalam hal ini kelapa,” jelasnya.
Meski belum menyebutkan besaran pembiayaan yang berpotensi diserap, Arifin memastikan skema penyaluran dapat dilakukan melalui berbagai instrumen.
“Bisa melalui KUR [kredit usaha rakyat]. Jika berkembang, akan diarahkan ke pembiayaan menengah, termasuk dukungan untuk alat dan mesin pertanian [alsintan],” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumsel Regina Ariyanti menyebut, luasan perkebunan kelapa di Sumsel mencapai 68.154 hektare, dengan daerah sentra berada di Kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Ogan Komering Ilir.
“Dengan total luasan itu produktivitas kelapa dalam bentuk kopra di Sumsel sebesar 1.162,79 kilogram per hektare per tahun,” ujarnya.
Regina mengatakan, potensi besar ini memperlihatkan perlunya perluasan akses pembiayaan pada seluruh ekosistem kelapa untuk mendorong pengembangan komoditas di Sumsel, termasuk hilirisasi ke berbagai produk yang memiliki nilai tambah.
“Kita bisa melihat pengalaman pada dukungan pendanaan petani sawit rakyat yang mampu meningkatkan produktivitas sekaligus keberlanjutan usaha,” tutupnya.





